Traveltext.id

SOAL MASKAPAI ASING, LUHUT SARANKAN BESARKAN AIRASIA

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai ketimbang mengundang maskapai asing masuk, lebih baik membesarkan AirAsia.

“Namun, saya berpendapat maskapai asal Malaysia itu juga harus melayani rute-rute perintis. Kan sudah ada AirAsia. Sementara AirAsia dulu saja dibesarkan. Kita kasih rute penerbangan gemuk, tapi juga kasih rute kering,” ujarnya

Dikatakan, wacana mengundang maskapai asing diutarakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai upaya menekan harga tiket. Dengan banyaknya kompetisi, diharapkan harganya bisa turun. Menyoal

harga tiket, saya menilai harga tiket pesawat domestik di Indonesia terbilang murah di dunia. Menempati peringkat nomor enam termurah di dunia.

Bicara maskapai penerbangan asing, pengamat penerbangan sekaligus anggota Ombudsman Republik Indonesia (RI) Alvin Lie sebelumnya berpendapat iklim industri penerbangan di Indonesia tidak menarik bagi maskapai penerbangan asing.

“Contoh ada satu aturan yang saat ini menjadi tekanan bagi maskapai, di mana Tarif Batas Atas (TBA) yang berlaku saat ini masih mengikuti ketentuan 2014. Sementara Tarif Batas Bawah (TBB) tidak mengalami penaikan sejak 2016. Di sisi lain, komponen pendukung operasional pesawat semakin mahal lantaran bergantung pada kurs dolar Amerika Serikat,” kata Alvin.

Ditambahkannya, nilai tukar US$1 pada 2014 tentu beda dengan 2019. Sebagai contoh, memangnya Anda mau bekerja di 2019 tapi pakai standar gaji 2014? Ketentuan TBA yang sudah tidak relevan, ditambah biaya operasional yang tinggi, membuat margin keuntungan maskapai makin menipis dari tahun ke tahun. Kemudian ditambah aturan menurunkan TBA belum lama ini, memperparah keadaan maskapai.

“Nah kalau peraturannya seperti itu saya tidak yakin ada pemain asing yang mau masuk Indonesia. Kalau kita kilas balik, sejak 2009 apakah ada pemain asing yang masuk? Padahal UU saat itu belum melarang,” imbuhnya.

Alvin berpendapat hal itu menjadi parameter bahwa industri penerbangan Tanah Air belum atraktif. Kalau profit besar, pasar berkembang, tidak usah pak Jokowi bilang mau undang, mereka sudah datang sejak dulu. Tapi faktanya? tidak ada.

Lesunya industri penerbangan Indonesia, kata Alvin, sudah diuji Mandala Tiger yang 33% sahamnya dimiliki Tiger Airways dari Singapura. Dua tahun enggak kuat, dia cabut.

Dalam hal ini Alvin meminta pemerintah mengevaluasi permasalahan yang terjadi di industri penerbangan Tanah Air, sekaligus meninjau kembali regulasi yang ada. Sebab, tiket mahal hanya salah satu dari sekian banyaknya masalah. Dia juga menilai untuk mengundang maskapai asing masuk itu berarti pemerintah harus memberikan insentif.

“Kalau sama-sama insentif kenapa tidak diberikan saja ke pemain yang ada sekarang, yang besar maupun yang kecil, terutama yang melayani rute perintis. Beri insentif supaya rakyat bisa menikmati layanan transportasi udara,” ungkapnya. [medcom.id/photo special]