Traveltext.id

KEMENPAR JARING WISATAWAN TIMOR LESTE LEWAT CROSSBORDER MUSIC FESTIVAL ATAMBUA

KEMENTERIAN Pariwisata (Kemenpar) sukses menjaring wisatawan Timor Leste ke Indonesia lewatajang Crossborder Music Festival Atambua 2019 yang digelar di Lapangan Simpang Lima, belum lama ini. Ajang ini menjadi upaya untuk menjaring wisatawan Timor Leste ke Tanah Air.

Menurut Bupati Belu, Willybrodus Lay, saat membuka Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata itu, mengaku puas dengan gelaran festival musik perbatasan kali ini.  Saya tak sungkan untuk memuji kinerja Tim Kemenpar yang sangat profesional menangani kegiatan tersebut. Komposisi penyanyi atau artis yang didatangkan juga sangat pas, sesuai dengan selera penonton yang datang ke lokasi acara.

“Ini event luar biasa. Warga Indonesia dan Timor Leste berbaur dalam kegembiraan yang sama. Masyarakat perbatasan benar-benar terhibur dengan penampilan semua bintang tamu. Terutama Kotak mampu membakar semangat pengunjung lewat lagu-lagu hitsnya,” ujar Willybrodus.

Dikatakan, saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas perhatiannya terhadap wilayah perbatasan. Ini adalah kepedulian seorang Presiden melalui Kementerian Pariwisata. Perhatian pemerintah kepada perbatasan membuat kita bisa tersenyum dan gembira malam ini.

Sementara Kepala Bidang Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi berdasarkan data yang dicatat panitia, setidaknya ada 1.852 penonton asal Timor Leste yang menghadiri event Crossborder Music Festival Atambua 2019.

“Rinciannya, hari pertama pada 27 Juni 2019 ada 636 pelintas. Kemuadian hari kedua pada 28 Juni ada 628 pelintas. Selanjutnya hari terakhir pada 29 Juni ada 588 pelintas. Dengan demikian, total pelintas atau pengunjung asal Timor Leste sebanyak 1.852 orang,” katanya.

Begitu pula Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III, Muh. Ricky Fauziyani menjelaskan, digelarnya Konser Musik Perbatasan Atambua tak lain dimaksudkan untuk menjaring wisatawan mancanegara. Khususnya dari Republik Demokrasi Timor Leste, terutama yang tinggal di daerah perbatasan.

Namun demikian, lanjut Ricky konsep crossborder tourism sebenarnya bukan semata untuk meningkatkan kunjungan wisman. Ada dampak positif lain yang diharapkan mampu dirasakan warga setempat. Yaitu hidupnya perekonomian di wilayah sekitar.

“Dengan adanya event ini, bisa dipastikan banyak pedagang yang ambil bagian untuk mencari keuntungan. Dari kerajinan, kuliner, hingga kebutuhan lain. Wisman datang menonton dan belanja. Artinya, ada perputaran ekonomi secara langsung di sini,” ungkapnya. [traveltext.id]