Traveltext.id

HADAPI NEW NORMAL, PRODUCT UPDATE PARIWISATA BALI UNTUK PASAR AUSTRALIA

KEMENTERIAN Pariwisata & Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali mengadakan international webinar bertajuk Bali COVID-19 Safety Update guna menyampaikan kebijakan serta informasi terkini mengenai destinasi wisata di Indonesia. Webinar kali ini secara khusus ditujukan untuk pasar Australia dan diikuti lebih dari 100 peserta dari industri travel di Australia.

Menurut Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf mengatakan, tujuan dari webinar ini adalah untuk menjaga kepercayaan terhadap citra pariwisata Indonesia serta memfasilitasi industri-industri pariwisata Australia dengan Indonesia untuk mempertahankan hubungan kerja sama dalam menghadapi pariwisata di era normal baru.

“Australia adalah pasar yang penting bagi Indonesia, terutama Bali. Berdasarkan data tahun 2019, Australia merupakan penyumbang wisatawan terbesar kedua ke Bali setelah Cina. Tercatat tahun lalu wisatawan mancanegara (wisman) asal Australia yang berkunjung ke Bali sebanyak 1.241.128 orang,” ujarnya.

Ditambahkannya, karena itu penting bagi Indonesia untuk dapat terus menjalin kerja sama dengan mitra-mitra industri pariwisata dari Australia. Termasuk dengan terus memberikan product update kepada industri di Australia terkait apa yang sudah dikerjakan oleh Indonesia termasuk pemerintah daerah untuk mempersiapkan destinasi wisata dan menyambut kembali kunjungan wisatawan kelak.

“Dengan demikian pariwisata Indonesia diharapkan menjadi ‘top of mind’ dalam pilihan calon wisatawan, khususnya Australia. Saat ini Indonesia terus berupaya dengan maksimal dalam menekan penyebaran virus COVID-19. Termasuk di Bali, salah satu destinasi wisata terbaik dunia,” kata Nia.

Dijelaskannya kembali, Kemenparekraf sendiri telah menyiapkan handbook yang mengacu kepada standar global sebagai panduan teknis untuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Handbook ini merupakan turunan yang lebih detil dari protokol yang sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berdasarkan masukan dari Kemenparekraf untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Dengan diterapkannya protokol ini dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan. Hal ini sangat penting karena Gaining trust atau confidence adalah kunci dalam percepatan pemulihan, jadi harus sangat diperhatikan dan diimplementasikan,” ungkapnya.

Dikatakan, kami akan memastikan yang terbaik untuk kebutuhan wisatawan nantinya di era normal baru. Kami optimistis dapat menyambut wisatawan kembali dengan pengalaman serta daya tarik yang baru nantinya.

Sementara Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali masih belum menentukan kapan tepatnya pariwisata di Bali akan dibuka. Hingga saat ini pemerintah provinsi masih fokus dalam upaya menekan penyebaran COVID-19 dengan terus bersinergi dengan masyarakat dan komunitas lokal termasuk pecalang.

Ia mengatakan sedikitnya ada 11 indikator yang harus dapat dipenuhi untuk dapat membuka lagi pariwisata di Bali. Diantaranya adalah jumlah kasus positif COVID-19 berkurang selama 14 hari terakhir sejak puncak tertinggi kasus, serta meningkatnya jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19.

“Selama kasus infeksi bisa ditekan, dan itu yang menjadi fokus kita saat ini hingga nantinya waktu yang tepat untuk membuka kembali destinasi wisata. Di saat yang bersamaan, Pemprov Bali bersama-sama masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menyiapkan diri dalam menghadapi era normal baru,” tuntasnya.

Ditekannya, kami berharap nantinya wisatawan Australia dapat kembali berwisata dan mengeksplorasi keindahan Bali dalam nuansa dan tatanan kenormalan baru yang kami persiapkan dengan baik. [traveltext.id]