Traveltext.id

KEMENPAREKRAF LAKUKAN PEMETAAN POTENSI EKRAF DI LOMBOK TENGAH

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif, melakukan pemetaan potensi dan mengidentifikasi subsektor ekonomi kreatif (ekraf) yang unggul di Lombok Tengah, melalui program Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).

Program PMK31 sendiri telah dilakukan sejak tahun 2016 dan Kabupaten Lombok Tengah menjadi kabupaten/kota ke 61 yang telah mengikuti Uji Petik PMK3I.

Menurut Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Selliane Halia Ishak, di Kantor Bupati Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, belum lama ini mengatakan PMK3I ini bertujuan untuk mengetahui dan menetapkan subsektor ekraf yang dapat menjadi unggulan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah, yang merupakan salah satu destinasi super prioritas (DSP) tanah air.

“Sehingga subsektor ekonomi kreatif unggulan tersebut dapat berkembang dan dapat berkolaborasi dengan subsektor potensial lainnya untuk menciptakan ekosistem ekraf yang kondusif,” ujarnya.

Adapun proses kegiatan tersebut melalui uji lapangan, dan forum group discussion yang melibatkan empat stakeholders kreatif yang terdiri akademisi, pebisnis, komunitas kreatif, serta pemerintah daerah.

Hasil dari Uji Petik PMK3I yakni subsektor kriya terpilih sebagai subsektor unggulan dari Kabupaten Lombok Tengah, karena produk kreatif tenun ini tidak hanya terkenal di pasar nasional saja, bahkan di kancah internasional. Selain itu juga ada gerabah, batik, serta anyaman, perak, dan furniture. Kemudian, subsektor seni pertunjukkan dan kuliner menjadi subsektor potensial.

“Seluruh subsektor ini harus saling dukung, saling kompak, istilahnya guyub. Misalnya yang sekarang terpilih adalah kriya. Subsektor kriya ini tidak bisa jalan sendiri, tidak bisa berkembang sendiri. Untuk itu, perlu adanya kerja sama serta dukungan dari subsektor lain yang potensial. Karena fokus subsektor unggulan ini juga harus dibuat road map-nya, mau berapa tahun kriya ini menjadi subsektor unggulan. Setelah itu, subsektor mana lagi yang akan menjadi fokus pengembangannya. Sehingga nantinya, Lombok Tengah akan mampu menghadirkan kabupaten/kota kreatif,” katanya.

Selanjutnya, kesepakatan terkait subsektor unggulan tersebut dituangkan dalam bentuk

Berita Acara Hasil Uji Petik PMK3I yang ditandatangani oleh para aktor Pentahelix di Kabupaten Lombok Tengah dan Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri sebagai pihak yang menyetujui komitmen-komitmen tersebut.

Sementara Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, mengungkapkan terima kasih atas insiasi Kemenparekraf/Baprekraf yang telah melakukan pemetaan potensi terhadap subsektor ekraf di Lombok Tengah. Sehingga, dapat diketahui subsektor unggulan dan bisa menjadi fokus pengembangan subsektor ekraf kedepan.

“Semoga ini dapat menjadi motivasi serta cerminan bagi pelaku ekraf di Lombok Tengah untuk dapat menghasilkan produk kreatif yang berkualitas dan unggul. Sehingga tidak hanya berdampak positif bagi perkembangan ekonomi, tapi juga bermanfaat bagi masyarakat kita,” kata Lalu Pathul.

Begitu pula Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Lalu Hasbulwadi, mengatakan penetapan subsektor ekraf kriya menjadi yang diunggulkan dapat menjadi benchmark, best practice bagi kabupaten/kota lainnya yang ada di Nusa Tenggara Barat khususnya.

“Tentu sebagai tindak lanjut dari penandatanganan berita acara hasil uji petik ini nantinya akan diproyeksikan membuat sebuah forum komunikasi ekonomi kreatif, sehingga bisa menjadi wadah interaktif antar pelaku ekonomi keatif di Nusa Tenggara Barat ini,” tuntasnya. [traveltext.id]