Traveltext.id

JUMLAH PENUMPANG TURUN, MASKAPAI HARAP BERHATI-HATI DALAM EKSPANSI

DATA Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan, jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Agustus 2019 turun 5,9% dibanding bulan sebelumnya menjadi 6,7 juta penumpang. Selama Januari-Agustus 2019, jumlah penumpang angkutan udara hanya mencapai 50,3 juta atau turun 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 62,9 juta.

Menurut Ketua Bidang Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association Bayu Sutanto menjelaskan, penurunan itu disebabkan oleh banyak faktor. Pada skala ekonomi global ekonomi, hal itu mencerminkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

“Sementara faktor domestiknya adalah semakin terintegrasinya infrastruktur transportasi yang membuat penumpang semakin banyak pilihan. Penurunan paling tinggi ada di permintaan penumpang untuk penerbangan intra Jawa. Adanya kenaikan harga tiket, bukan menjadi isu utama penurunan permintaan. Dengan kondisi seperti sekarang ini, maskapai menurunkan harga tiket juga dinilai tidak akan berdampak signifikan pada permintaan, apalagi untuk penerbangan intra Pulau Jawa,” ujarnya.

Dikatakan, langkah paling tepat adalah kehati-hatian maskapai dalam berekspansi dan menentukan frekuensi rute per hari. Bahkan pada beberapa rute, frekuensi sebaiknya diturunkan agar tingkat keterisian kursi bisa penuh.

“Namun soal harga avtur juga bukan menjadi masalah karena harga avtur dinilai masih berada pada tarif keekonomian baik dari supplier avtur, Pertamina, maupun bagi maskapai. Saat seperti ini sebaiknya maskapai efisiensi dulu dan jangan terlalu ekspansif,” kata Bayu.

Ditambahkannya, belum lagi berbagai perubahan yang ke depan bakal terjadi. Sumatra misalnya, bakal dilengkapi oleh jalan tol yang membentang dari selatan sampai utara. Tentu hal itu bakal berdampak bagi permintaan tiket pesawat. Pemindahan ibu kota juga bakal merubah skema industri penerbangan.

“Sampai akhir tahun, jumlah penumpang dinilai bakal tidak setinggi tahun lalu. Kendati ada musim libur di akhir tahun, tetapi Bayu memperkirakan gejala yang bakal terjadi mirip seperti lebaran tahun ini. Artinya tidak banyak penambahan frekuensi dari maskapai karena walaupun permintaan meningkat di banding hari biasa, peningkatan itu sebesar tahun lalu,” ungkapnya. [kontan.co.id/photo antara]