TERNYATA teori Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang dirilis sejak tiga tahun silam, terus mencatatkan bukti-bukti konkret. Setelah Kab Samosir, Sumatera Utara yang sukses menaikkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) hingga 81% sejak disentuh sektor pariwisata secara komprehensif, kini ada data baru lagi.
Menurut Menpar Arief Yahya mengatakan yakni Kepri, Kepulauan Riau, yang sukses membuat PAD nya naik karena sektor pariwisata. Banyuwangi sudah lama membuktikan, dan kini daerah lain terus memperkuat bukti itu. Pariwisata adalah sektor yang paling mudah, murah dan cepat untuk menaikkan PDB, Devisa dan Tenaga Kerja. Sampai sekarang, statement saya tidak berubah.
“Pariwisata yang dikelola dengan profesional terbukti mampu memberi dampak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sudah membuktikannya. Orang kita ini seeing is believing. Ketika sudah melihat, baru yakin! Kini semakin banyak yang membuktikan,” ujarnya.
Dikatakan, Kepri berhasil membukukan Rp4,8 triliun dari industri pariwisata sepanjang 2017 lalu. Nominal itu merupakan asumsi dari uang yang dibelanjakan wisatawan domestik dan mancanegara.
Sepanjang Januari hingga November 2017 lalu, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kepri mencapai 1.815.978. Jumlah itu naik 6,29% dibanding periode yang sama 2016 lalu. Saat itu, wisman yang berlibur ke Kepri berjumlah 1.708.500.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar, mengatakan untuk tahun 2017 diasumsikan angka kunjungan wisman mencapai 2,1 juta. Dengan nilai perkalian minimal Rp1,5 juta per orang, secara global lebih kurang Rp3,1 triliun. Pendapatan Kepri dari sektor pariwisata juga ditunjang wisatawan nusantara (wisnus). Kunjungan winus ke Kepri pada 2017 mencapai 3,5 juta.
“Saya mengasumsikan setiap wisnus menggelontorkan Rp500 ribu. Dengan demikian, wisnus menyumbang Rp1,7 triliun untuk PAD Kepri. Sehingga jika dikalkulasikan secara umum, baik itu wisman dan wisnus, devisa dari sektor pariwisata di Kepri pada 2017 sebesar Rp4,8 triliun. Pendapatan Kepri dari sektor pariwisata pada 2017 lebih tinggi dibanding 2016,” katanya.
Ditambahkannya, pada 2016 lalu, wisman yang berkunjung ke Kepri sebanyak 1.920.232. Dengan asumsi pengeluaran yang sama, wisman menyumbang Rp2,8 triliun. Sementara itu, kunjungan wisnus pada 2016 sebanyak 2.891.123. Pendapatan yang diraih Kepri mencapai Rp1,4 triliun. Sehingga devisa dari sektor pariwisata di Kepri pada 2016 sebesar Rp4,3 triliun. Artinya, pada 2017 mengalami peningkatan pendapatan lebih kurang setengah triliun.
“Pariwisata mampu menghidupkan sektor lain. Misalnya, perhotelan, entertainment, kuliner, fashion, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pada 2018 ini, target sudah pasti bertambah. Khusus untuk wisman, target realistis yang ingin dicapai adalah pada angka 2.250.000,” tambah Buralimar.
Menurut Buralimar, target itu sangat mungkin dicapai. Sebab, Kepri bakal menggelar banyak event sepanjang 2018. Di antaranya, Batam International Culture Carnival, Bintan Triathlon, Festival Pulau Penyengat, dan Festival Bahari Kepri.
“Selain itu, Kepri juga akan menggelar Tour de Bintan, Kenduri Seni Melayu, dan Iron Man 70.3 Bintan pada tahun ini. Di luar itu, masih banyak kegiatan wisata yang kami gagas bersama kabupaten dan kota. Target kami adalah setiap event dihadiri oleh wisman dan wisnus,” kata Buralimar. [traveltextonline.com/photo special]





Add comment