MENTERI Pariwisata meresmikan Calendar of Event (CoE) Maluku 2018 dengan tema “Sensasi Seribu Pulau”, di Balairung Soesilo Soedarman, Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta. Pemerintah daerah setempat telah menyiapkan 23 event sepanjang 2018, 2 di antaranya masuk dalam 100 Calendar of Event (CoE) Wonderful Indonesia 2018. Event yang telah disiapkan ini nantinya akan dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Maluku.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua mengatakan secara historis, dulu Maluku terkenal dengan rempah-rempahnya yaitu cengkeh dan pala. Dengan banyaknya event ini diharapkan dapat mengembalikan citra Maluku tersebut dan menarik wisatawan untuk terus berkunjung.
“Tema “Maluku Sensasi Seribu Pulau” diangkat untuk menggambarkan kekayaan Maluku, bahwa provinsi dengan 1.434 pulau itu memiliki keberagaman budaya dan adat istiadat yang mempesona. Tak hanya itu, Maluku juga dianugerahi keindahan alam bahari yang sangat menakjubkan,” ujarnya.
Dikatakan, CoE Maluku 2018 diharapkan mampu membuka kepercayaan investor sehingga memutus rantai kemiskinan dan pendapatan masyarakat dapat meningkat, serta mendorong kecintaan masyarakat terhadap pariwisata berkelanjutan. Seluruh agenda event Maluku 2018 yang digelar selama satu tahun penuh ini akan melibatkan seluruh potensi masyarakat untuk menggerakkan perekonomian daerah.
Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan dari 23 event yang akan digelar di Maluku sepanjang 2018 terdapat 2 event yang masuk dalam CoE Wonderful Indonesia 2018. Dua event itu yaitu Festival Teluk Ambon yang berlangsung pada 17-20 Agustus 2018 dan Pesta Rakyat Banda yang berlangsung 7-14 November 2018.
“Dua event tersebut akan didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata, dengan dukungan masing-masing Rp1 miliar. Sebanyak 60% untuk promosi dan 40%-nya untuk penyelenggaraan event itu sendiri,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Arief Yahya juga memberikan apresiasi kepada pemerintah Maluku dalam upayanya meningkatkan kunjungan wisatawan. Usaha tersebut terbukti dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang tergolong pesat, mencapai 20,38%, dari 15 ribu jumlah kunjungan wisman pada 2016 melonjak menjadi 18 ribu kunjungan wisman pada 2017.
Dia melanjutkan, 25.000 wisman dan 150 ribu pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) menjadi target bersama, sekaligus mendukung target pariwisata nasional tahun 2018 sebanyak 17 juta jumlah kunjungan wisman dan 270 juta pergerakan wisnus. Saat ini, kita menetapkan Ambon dan Pulau Banda sebagai destinasi yang paling siap dipasarkan. Karena, didukung 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai.
Maluku atau Moluccas, lanjut Arief Yahya, sejak lama dikenal dunia internasional sebagai penghasil rempah-rempah dunia. Kini, pesonanya dikembangkan sebagai destinasi wisata bahari (marine tourism) kelas dunia. Potensi besar tersebut juga didukung oleh 1.434 pulau, di antaranya Pulau Banda yang disiapkan sebagai kawasan khusus pariwisata.
Menpar mengatakan, Pariwisata di Pulau Banda, bisa disiasati dengan konsep Nomadic Tourism, artinya kebutuhan 3A, terutama amenitas dan aksesibilitas dapat dipenuhi untuk sementara, tidak membutuhkan investasi yang menetap. Arief Yahya mencontohkan, akses menuju Pulau Banda dapat dipenuhi melalui sea plane sehingga mudah mendarat di manapun. Begitu juga masalah amenitas dipenuhi dengan hotel terapung maupun penginapan karavan yang dapat berpindah tempat (nomadic tourism).
“Kami siap mendukung itu. Tim Nomadic Tourism sudah terbentuk, yang penting adalah komitmen daerah harus kuat. Gali potensinya,” kata Arief Yahya. [traveltextonline.com]
Add comment