MEMANG Yogyakarta dan sekitarnya adalah daerah tujuan wisata yang semakin menarik dengan menonjolkan panorama alam, budaya dan kreativitas pelaku jasa pariwisata dalam sektor-sektor penunjang.
Keberhasilan Yogyakarta memikat wisatawan bukan membuat warga dan pemerintahnya terlena, melainkan justru terus berupaya meningkatkan kualitas pariwisata, antara lain dengan program Tri Pakarti Musna guna menciptakan dan mewujudkan keselamatan dan kenyamanan wisatawan di seluruh destinasi pariwisata setempat.
Tri Pakarti Musna yang diinisiasi oleh Inspektorat Kabupaten Sleman tersebut diarahkan untuk mewujudkan akuntabilitas Kawasan Wisata Nasional di Kabupaten Sleman yang meliputi pencegahan, pengaduan masyarakat dan mencegah temuan hasil pemeriksaan.
Melalui program yang diluncurkan bulan lalu tersebut, Bupati Sleman Sri Purnomo mengajak semua pihak terkait sektor pariwisata untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada wisatawan yang datang ke Kabupaten Sleman.
Bupati sangat berharap semua pihak terkait untuk selalu memperhatikan kelaikan fasilitas, infrastruktur dan pendukung sektor wisata demi keamanan dan kenyamanan bersama.
“Bukan tanpa alasan, sektor pariwisata memegang peran yang penting dalam mendorong pembangunan di Kabupaten Sleman,” ungkap Sri Purnomo mengenai sektor yang diandalkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah itu.
Dikatakan, sektor pariwisata selama ini diakui mampu menyerap asset tenaga kerja yang cukup banyak bagi warga Kabupaten Sleman. Maka kewajiban kita yang pertama adalah menciptakan situasi yang aman dan kondusif di Kabupaten Sleman.
Program Tri Pakarti Muna mengajak para pihak terkait untuk mengutamakan keselamatan para pengunjung saat berwisata di Kabupaten Sleman, seperti wisata Volcano Tour Merapi yang saat ini sedang tren dan menjadi daya tarik unggulan pariwisara Sleman.
Volcano Tour Merapi berupa aktivitas menyusuri kawasan terdampak letusan Gunung Merapi 2010 dengan menggunakan armada jip wisata maupun motor trail tersebut diminati wisatawan dengan menyajikan suasana alam dan pedesaan yang memperlihatkan jejak letusan gunung dan dampaknya pada lingkungan, kebun dan ladang serta permukiman.
“Nah, untuk menikmati wisata tersebut, para wisatawan harus melalui jalur-jalur jalan yang terjal dan sungai yang juga menghadirkan tantangan dan sensasi tersendiri bagi wisatawan. Kondisi tersebut tentunya membutuhkan pemandu sekaligus pengemudi yang handal dengan didukung kendaraan yang layak dan terpelihara dengan baik dan rutin, sehingga perjalanan bisa aman dan nyaman,” katanya.
Tidak dipungkiri bahwa sejak jip wisata Lava Tour Merapi diluncurkan pascabencana erupsi Merapi 2010, kecelakaan yang menimpa armada jip wisata sudah beberapa kali terjadi dan mengakibatkan korban meninggal dunia maupun luka berat dan ringan.
“Operator Lava Tour Merapi, diharapkan selalu mengutamakan keselamatan penumpangnya.Ketika sudah sampai di destinasi wisatanya, keselamatan wisatawan juga harus terjamin. Kaitannya dengan wisata jip ini maka penumpang harus pakai helm, pakai sabuk pengaman, pengemudinya harus punya SIM dan mobilnya harus layak. Jadi harapan kami Zero Accident,” pinta Bupati Sleman.
Sementara Kepala Inspektorat Kabupaten Sleman Budiharjo telah menyusun langkah-langkah baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang untuk memberikan pelayanan yang optimal di sektor kepariwisataan. Salah satunya dengan rencana membuat aplikasi khusus yang dapat digunakan untuk pengaduan keluhan masyarakat terkait kepariwisataan di kabupaten Sleman, yang diperkirakan dapat diluncurkan pada 2019 .
“Namun sebelum aplikasi tersebut bisa diakses, masyarakat dapat mengadukan di aplikasi Lapor Sleman jika ada keluhan,” katanya.
Program Tri Pakarti Musna ini juga mendapat dukungan penuh dari Polres Sleman, Kepala-kepala OPD Kabupaten Sleman, Forkompimka Cangkringan, para penyedia jasa jip dan Indonesia Offroad Federation (IOF) Pangda DIY.
Wisata Volcano Tour Merapi Wisatawan bersiap menggunakan mobil Jip ketika mengikuti wisata Volcano Tour Merapi di kawasan lereng Gunung Merapi, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Pada liburan Natal dan akhir tahun jumlah pengunjung yang mengikuti wisata edukasi sekaligus memacu adrenalin dengan berkeliling menggunakan Jip mengunjungi kawasan sisa erupsi Gunung Merapi 2010 tersebut meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa.
Pelatihan Jip Wisata Merapi
Untuk mendukung program tersebut Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman juga mengadakan pelatihan bagi para pengelola jip wisata untuk mengurangi angka kecelakaan dan penerapan sapta pesona pariwisata yang lebih baik.
“Mengingat jumlah pengelola jip wisata ini mencapai ratusan maka pelatihan kami selenggarakan secara bertahap,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Nyoman Rai Savitri di Sleman.
Pelatihan para pengelola jip wisata angkatan pertama telah diadakan pada Oktober 2018 dan diikuti oleh para pengelola jip wisata di kawasan Kaliurang, Kecamatan Pakem dan Kaliadem, Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan.
Pelatihan tersebut merupakan pelatihan yang pertama setelah pada tahun sebelumnya Dinas Pariwisata hanya melakukan sosialisasi dan pembinaan secara umum. Pelatihan ini dibagi dalam beberapa angkatan, dimana setiap angkatannya terdiri atas enam puluh orang yang dilatih selama tiga hari. Pada 2018 ini diadakan pelatihan sebanyak enam angkatan, sedangkan pada 2019 akan ada tujuh angkatan. Para peserta pelatihan tidak dipungut biaya sepeser pun dan mendapat materi-materi yang akan membuat para pengemudi jip wisata lebih terampil dalam mengemudikan kendaraan pariwisata tersebut.
Para narasumber berkompeten dari Dinas Pariwisata, Kepolisian dan IOF dihadirkan untuk memberikan ilmu berkualitas terkait pengelolaan jip wisata dengan komposisi 30% teori dan 70% kegiatan praktek. Para peserta akan mempraktekkan teknik mengemudi untuk menempuh medan yang sulit berupa tanjakan atau turunan yang ekstrem, juga latihan ketrampilan untuk mengatasi situasi darurat dan teknik kecapakan lainnya. Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman berharap atraksi jip wisata lava tour ini kelak akan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih mengutamakan keselamatan dan keamanan bagi para wisatawan.
“Kondisi-kondisi tersebut dapat diwujudkan dengan cara membangun sinergisitas yang kuat antara rute jip yang telah terkoordinasi (tertuang dalam SK Bupati) dan kendaraan (jip) yang lebih baik dan lebih aman,” katanya.
Selain itu, pada 2019 diharapkan semua pengelola jip wisata bisa mengikuti pelatihan ini. Langkah perbaikan dan pembenahan di sektor pariwisata diharapkan dapat meningkatkan keamanan, keselamatan dan kenyamanan para wisatawan saat menikmati keunggulan wisata alam, kuliner, budaya dan atraksi lain dan menambah daya tarik kawasan wisata yang selama ini selalu ramai oleh pelancong itu. [antaranews/photo special]
Add comment