MASKAPAI penerbangan asal Australia, Qantas Airways Limited telah resmi membatalkan pemesanan lama delapan pesawat Airbus SE A380 jenis jet super jumbo. Keputusan tersebut diumumkan belum lama ini, pembatalan pesanan sejak 2006 tersebut dilakukan setelah munculnya keraguan baru akan masa depan pesawat tipe tersebut.
Maskapai asal Dubai, Emirates juga tengah menjajaki switching atau perpindahan pesanan pesawat super jumboA350 ke jenis yang lebih kecil. Sumber Reuters mengatakan, hal itu akan membuat penutupan pabrik A380 akan lebih cepat dari yang diperkirakan.
Menurut juru bicara Qantas Airlines mengatakan, pembatasan pemesan dilakukan setelah melakukan pembicaraan dengan pihak Airbus. Pesawat yang dibatalkan tersebut belum masuk ke target armada dan jaringan yang direncanakan.
“Namun kami menolak mengungkapkan, ketentuan apa yang harus mereka penuhi sebagai konsekuensi pembatalan tersebut. Saat ini Qantas tercatat memiliki 12 armada tipe A380. Mulai petengahan tahun ini, perusahaan tersebut akan mulai memperbaharui kabin pesawat tipe itu dengan jets set untuk tetap bisa mendukung penerbangan mereka ke depan,” ujarnya.
Sementara juru bicara Airbus mengatakan, pihak Airbus telah menyetujui amandemen kontrak yang diumumkan Qantas. Perubahan ini akan tercermin dalam pesanan akhir Januari kami dan tabel pengiriman,” kata juru bicara Airbus.
Keputusan Qantas itu dilakukan menyusul keluarnya pemesanan jangka panjang untuk 10 tipe A830s dari Hong Kong Airlines dari daftar pesanan Airbus dan tabel pengiriman apda akhir Desember 2018.
Sementara Willie Walsh, CEO induk British Airways IAG, mengatakan pekan lalu bahwa Airbus harus menurunkan harga A380 jika ingin menjual lebih banyak kepada mereka mereka. A380 memiliki harga US$445,6 juta saat ini, tetapi maskapai biasanya menerima diskon signifikan dari produsen. [antaranews/photo special]
Add comment