SEDIKITNYA 2.000 penumpang di Bandara Minangkabau berkurang setiap harinya diduga akibat mahalnya tiket penerbangan sejak akhir 2018.
Menurut General Manager Bandara Minangkabau Dwi Ananda mengatakan sejauh ini rata-rata per hari 20 persen penerbangan atau sekitar 2.000 penumpang berkurang per hari. Penurunan jumlah penerbangan dan jumlah penumpang tersebut adalah sejak Desember 2018. Untuk jumlah penumpang sendiri, Dwi menyebutkan penurunan juga bisa mencapai hingga sekitar 30%.
“Penurunan tersebut, berdampak ke pendapatan mengingat kontribusi pajak bandara (PSC) sebanyak 40% ke pendapatan Angkasa Pura II. Cukup besar, cukup signifikan, sekitar 40%. Meskipun demikian, tidak semua penurunan penumpang diakibatkan karena satu faktor, yaitu naiknya harga tiket pesawat. Pasti ada traffic(pergerakan) dan tarif. Traffic turun tarif juga tidak naik,” ujarnya.
Dikatakan, akibat dari penurunan penumpang, hal itu juga berdampak pada penurunan pembeli dari gerai di Bandara Minangkabau. Untuk itu, pihak bandara melakukan strategi lain, yakni mengoptimalkan anak usaha.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara menyebut pihak maskapai Garuda sudah menurunkan harga tiket sebesar 70%. Selected rute langsung 70% bukan up to, langsung 70%, tidak ada lagi 10-20% untuk di low season ini.
“Namun, penurunan 70% hanya di musim sepi penumpang (low season). Di high season sudah pasti tidak ada, semua pasti naik. Saya juga meminta situs pembelian tiket untuk mencantumkan harga sebelum dan sesuah diskon agar masyarakat mengetahui bahwa harga sudah diturunkan,” katanya.
“Kami memperlihatkan harga normal berapa, harga diskon berapa, biasanya harga hotel ada harga coret, sekarang di online travel ada harga coret, jadi tahu normal diskon berapa sudah kita turunkan domestik dan internasional,” ungkapnya. [antaranews/photo special]
Add comment