KEMENTERIAN Pariwisata akan mengoptimalkan dan menumbuhkan wisata meetings, incentives, conference, exhibitions (MICE) Indonesia yang potensinya sangat besar dan belum tergarap maksimal.
Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyatakan pihak Kemenpar akan menerapkan konsep Indonesia Incorporated dalam menggarap potensi wisata MICE di Tanah Air. Untuk itu, saya berharap semangat Indonesia Incorporated dapat diimplementasikan untuk merebut pasar MICE.
“Kita sering kalah dalam bidding. Hal itu karena bidding-nya sendiri-sendiri dan tidak terorganisasi. Kita dorong INACEB kalau mau maju harus menerapkan Indonesia Incorporated. Kemenpar sendiri mendukung anggaran promosi khusus MICE sebesar Rp10 miliar. Kalau sendiri-sendiri relatif akan susah dan anggarannya tentu lebih besar,” ujar Menpar Arief Yahya.
Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro juga mengatakan potensi wisata MICE Indonesia masih sangat besar.
“Persentase wisatawan mancanegara MICE baru 3% dari total jumlah wisman yang datang ke Indonesia. Padahal pangsa pasarnya cukup besar, jadi 5 tahun ke depan harus digarap secara maksimal. Potensi MICE Indonesia sangat besar, mengingat Indonesia memiliki atraksi yang lengkap, baik alam, budaya dan buatan,” kata Bambang Brodjonegoro.
Dikatakan, MICE ini perlu kita dorong sebagai Quick Win, karena spending wisatawan MICE minimal 3 kali lipat dari wisman biasa. Kemudian orang-orang yang datang sebagai wisatawan MICE biasanya adalah influencer sehingga bisa jadi promosi gratis bagi pariwisata Indonesia ke depan.
“Saya memproyeksi untuk lima tahun ke depan, MICE sangat potensial menjadi salah satu faktor penghasil nilai tambah terbesar bagi sektor pariwisata Indonesia. Karena lima tahun ke depan target kita bukan hanya sekadar jumlah wisatawan. Tapi bagaimana pariwisata itu bisa lebih inklusif sehingga devisa yang dihasilkan lebih besar. Dan yang menikmati devisanya itu adalah masyarakat yang terkait pariwisata,” ungkapnya.
Dijelaskannya kembali, oleh karena itu, untuk promosi MICE ke depan, Indonesia harus punya strategi, semisal MICE jenis apa yang ingin didatangkan ke Indonesia. Paling tidak dalam waktu lima tahun sudah terukur baik dari sisibidding hingga persiapan yang bisa dilakukan lebih awal.
“Saat ini industri di MICE terkesan jalan sendiri-sendiri, misal seperti penyelengaraan IMF World Bank. Event MICE internasional itu ada karena ide dari Kemenkeu dan BI. Seharusnya level MICE seperti IMF, sudah harus masuk strategi nasional. Strategi itu yang harusnya kita terapkan di lima tahun ke depan,” katanya.
Ia mengatakan, untuk mendukung MICE, Indonesia memerlukan venue lebih banyak. Oleh karena itu pengembangan 10 bali baru yang sudah digagas Kemenpar harus didukung semua pihak. Paling tidak sebagian destinasi itu sudah punya fasilitas MICE bertaraf internasional. [traveltext.id]
Add comment