PENGEMBANGAN pariwisata atau tourism 4.0 ditujukan bagi wisatawan milenial dengan target pertumbuhan yang berlipat. Wisatawan milenial tercatat jumlahnya mencapai 50% dari keseluruhan wisman inbound ke Indonesia dengan proyeksi pertumbuhan berlipat.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan sebagai perbandingan, Malaysia dalam program tourism 4.0 menargetkan pertumbuhan 4 kali lipat pada 2030, sedangkan Spanyol menjadi negara yang paling berhasil dalam tourism 4.0.
“Tourism 4.0 yang ditujukan pada wisatawan milenial ditandai dengan adanya perubahaan perilaku yang cenderung lebih mandiri dan individual. Contoh wisman milenial Tiongkok yang dahulu dikenal sebagai group tourism sekarang lebih banyak yang menjadi individual tourism,” ujarnya.
Dikatakan, sekitar 70% wisman Tiongkok adalah individual dengan usia 15-23 tahun sebanyak 23%. Kelompok wisatawan milenial saat ini mendominasi negara-negara sumber wisman dunia.
“Menurut pengamatan saya kini banyak negara telah menyiapkan pengembangan tourism 4.0 di antaranya yang paling sukses adalah Spanyol. Spanyol menjadi banchmarking. Negara ini telah menerapkan pariwisata 4.0 di beberapa destinasi utamanya dengan membangun ekosistem digital mulai dari inspiration, arrival, destination,hingga post-trip serba digital mencerminkan era tourism 4.0,” kata Arief Yahya.
Ditambahkannya, Kemenpar saat ini sedang mempersiapkan transformasi menuju tourism 4.0 dalam grand strategy. Strategi besar yang dimaksud meliputi Strategic Theme: Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0; Strategic Imperatives for Transforming Tourism HR to Win Global Competition in Industry 4.0; 5 Technology Enabler; 9 Key Initiatives for Discipline Executions; dan Pentahelix Collaboration Approach.
“Kunci dalam grand strategy pariwisata era industri 4.0 adalah Sumber Daya Manusia atau SDM dan ini sebagaimana program yang ditetapkan Presiden Jokowi tahun ini yakni fokus pada SDM. Sedangkan, program Go Digital menjadi salah satu program strategis Kemenpar dalam upaya memenangkan pasar di era industri 4.0.
“Suka atau tidak suka, sudah terjadi perubahan perilaku pasar. Semua telah bergeser ke arah digital dan saat ini industri dunia telah bergeser ke arah industri digital era 4.0,” kata Arief Yahya.
Perubahaan perilaku pasar, kata Arief Yahya, lebih lanjut diikuti pula dengan berubahnya perilaku konsumen (customer behavior) yang semakin mobile, personal, serta interatif dan ini menjadi sifat dari digital yakni semakin digital, semakin personal (the more digital, the more personal).
“Dalam industri pariwisata perubahan perilaku konsumen itu terlihat ketika search and share 70% sudah melalui digital. Industri travel agent sudah tidak lagi bisa mengandalkan walk in service untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata. Semua sudah berubah dengan digital,” kata Arief Yahya. Saya juga mengingatkan kembali tagline ‘The more digital, the more personal. The more digital, the more professional. The more digital, the more global.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, perubahaan perilaku konsumen yang mempengaruhi pasar tersebut digerakkan oleh kaum milenial dan hal ini sejalan dengan semangat Presiden Jokowi yang menyebutkan bahwa milenial adalah masa depan Indonesia. “Milenial itu selalu digital, mobile, interaktif dan jumlahnya mencapai 50% dari jumlah wisman yang inbound ke Indonesia. Siapa yang menguasai komunitas anak muda, dialah yang berpotensi memenangkan pasar masa depan,” ungkapnya. [traveltext.id]