ADALAH Qantas Group yang mengumumkan rencana untuk pengelolaan sampah. Manajemen Qantas Airlines berupaya menjadi maskapai pertama di dunia yang menggunakan kembali, mendaur ulang, dan mengubah menjadi kompos sampah yang ada.
Menurut CEO Qantas Group Alan Joyce dalam siaran persnya mengatakan setidaknya, manajemen menargetkan tiga perempat sampahnya yang menuju tempat pembuangan akhir pada penghujung tahun 2021 bisa diolah sendiri.
“Komunitas bisnis memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah lingkungan. Dengan kapasitas penumpang sebesar 50 juta orang setiap tahunnya, maskapai ini menghasilkan lebih dari 30.000 ton sampah, atau setara dengan berat delapan pesawat 747,” ujarnya.
Dikatakan, kami pun memiliki tanggung jawab pada seluruh pelanggan, pemegang saham, dan masyarakat untuk berupaya mengurangi sampah tersebut. Qantas kini telah menghapus penggunaan sedotan plastik maupun plastik pembungkus piyama dan headset. Bahkan, pihaknya juga melakukan peralihan kartu Frequent Flyer fisik, yang berbahan dasar plastik, menjadi digital.
“Dengan besarnya skala operasi kami, langkah-langkah sederhana ini sesungguhnya berkontribusi mengeliminasi jutaan sampah plastik. Lebih dari itu, masih banyak lagi yang bisa kami lakukan di kemudian hari. Beberapa contoh perubahan yang akan diterapkan oleh Qantas, QantasLink, dan Jetstar mulai tahun ini adalah menggunakan gelas kopi yang dapat didaur ulang atau diubah menjadi kompos. Selain itu, menghapus penggunaan plastik-sekali-pakai dan beralih pada kemasan ramah lingkungan,” katanya.
Ditambahkannya, maskapai ini juga beralih dari penggunaan dokumen fisik dalam wujud kertas menuju digital, misalnya untuk boarding pass dan buku petunjuk. Menyumbangkan kelebihan makanan atau mengubahnya menjadi kompos dan mendaur ulang seragam lama.
“Upaya ini dilakukan untuk memenuhi target pengurangan 100 juta plastik sekali pakai per tahun, Qantas Group akan mengganti penggunaan 45 juta gelas plastik, 30 juta set alat makan, 21 juta gelas kopi, dan 4 juta penutup sandaran kepala dengan bahan alternatif ramah lingkungan pada akhir tahun 2020. Daftar ini melampaui pembatasan yang dikeluarkan oleh Uni Eropa, baik dari luasnya cakupan maupun kecepatan waktu implementasi,” ungkap Alan Joyce.
Sebelumnya, Qantas Group telah menetapkan target pengurangan 30% sampah yang menuju tempat pembuangan akhir pada tahun 2020. Qantas Group telah mampu untuk mencapai target tersebut melalui program daur ulang dan sejumlah program lainnya. Kini, target tersebut telah meningkat menjadi 75%. Di samping itu, Qantas memiliki target-target terpisah terkait penggunaan bahan bakar, air, dan listrik. Qantas juga memiliki skema offset karbon terbesar di antara maskapai lainnya di dunia. [photo special]
Add comment