ADALAH Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) ke-16 akan diselenggarakan pada tanggal 23–27 Oktober mendatang. Mulai dari penulis, seniman, pegiat, sutradara, cendekiawan dari seluruh dunia akan berkumpul di Ubud untuk berbagi cerita dan gagasan yang mengeksplorasi tema tahun ini, Karma.
Menurut jelas Founder & Director UWRF Janet DeNeefe mengatakan seperti tema Festival di tahun-tahun sebelumnya, tema tahun ini terinspirasi dari filosofi Hindu. Namun, kali ini tema UWRF sudah dikenal secara luas. Bagi masyarakat dunia, karma sering diartikan sebagai hukum sebab akibat.
“Bagi orang Hindu Bali, Karma Phala adalah konsep spiritual yang menyatakan bahwa setiap tindakan akan memicu konsekuensi yang setara dalam kekuatan dan bentuk yang serupa. Karma Phala nak cicih begitulah orang Hindu Bali menggambarkannya. Cicih berarti pasti, tidak terhindarkan, dan cepat,” ujarnya.
Dikatakan, karena tindakan dalam kehidupan mereka sebelumnya mempengaruhi masa kini, dan perbuatan yang dilakukan di masa kini akan mempengaruhi masa depan mereka. Orang Hindu Bali menyadari bahwa nasib ada di tangan mereka sendiri.
“Festival yang akan dilangsungkan selama lima hari berturut-turut ini akan mengupas dampak dari tindakan pribadi dan kolektif manusia pada lingkungan sosial. Diskusi menarik yang dibawakan oleh sosok-sosok sastra, cendekiawan, hingga penulis emerging pun akan menyemarakkan Festival. Pengunjung Festival dapat belajar untuk benar-benar memahami konsekuensi dari tindakan mereka, dan bagaimana mereka dapat memberikan tanggapan dari tindakan orang lain dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Ditambahkannya, dari diskusi sastra yang berbobot dan pertunjukkan seni yang tidak boleh dilewatkan, para pengunjung Festival akan mempelajari hal yang pasti dari Festival tahun ini, yaitu keputusan dan konsekuensi.
“Tema tahun lalu, Jagadhita: The World We Create, adalah pengingat bahwa keselarasan dengan orang lain harus menjadi salah satu tujuan utama kehidupan. Pada saat konsekuensi dari perubahan iklim tidak mungkin diabaikan, dan para pemimpin dunia terus menghindari tanggung jawab tersebut, kita akan bertanya-tanya seperti apa karma yang akan terjadi pada tahun 2019, dan mempertimbangkan hal-hal yang mungkin saja terjadi saat kita tidak dapat menemukan solusi untuk menghadapinya,” ungkapnya.
Di tahun ke-16 ini, UWRF akan merayakan tema Karma bersama para penulis, seniman, dan pegiat dari seluruh Indonesia dan dunia yang sangat menyadari konsekuensi dari tindakan mereka. Melalui sudut pandang lintas-budaya pada prinsip Hindu Karma, kita akan mengeksplorasi bagaimana masing-masing dari kita membuat keputusan hari ini yang dapat membentuk masa depan kita bersama. [traveltext.id]