KEMENTERIAN Pariwisata meminta pengurus Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) yang baru dikukuhkan untuk mengumpulkan basis data acuan guna mempelajari dampak industri pameran terhadap masyarakat. Industri pameran masuk dalam industri MICE (Meeting, Incentives, Convention and Exhibition) yang masuk dalam sektor pariwisata.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani di Jakarta mengatakan kami harap dari Asperapi, mohon bantu pengembangan database. Database ini penting buat kita, karema data kami walau dari World Tourism Organization juga sudah dua tahun lalu. Real time data Indonesia seperti apa, kami harap data inindari Asperapi.
“Pemerintah mendorong pariwisata yang berkelanjutan dan dampaknya bisa dinikmati masyarakat lokal sehingga pariwisata di Indonesia bisa tumbuh dengan berbasis komunitas,” ujarnya.
Sementara Ketua Umum Asperapi Hosea Andreas Runkat mengatakan berdasarkan hasil rapat dengan DPP Asperapi diputuskan bahwa tugas utama pengurus baru asosiasi itu adalah fokus melakukan pendataan. Pendataan akan dimulai dengan pembuatan perangkat yang mudah digunakan oleh rekan-rekan industri pameran.
“Selama ini kita tidak punya tools (alat) itu, kita lempar ke teman-teman industri langsung di mana pada saat itu juga tidak ada orang khusus mengurus ini. Untuk itu, kali ini pendataan akan dilakukan dengan menggandeng akademisi dari sekolah pariwisata dan universitas dan perguruan tinggi untuk membuat pendataan tersebut,” katanya.
Dikatakan, jadi kita melakukan melalui venue yang ada. Hampir semua event kan ada di venue, jadi kita mulai pendataan dari situ dan kemudian mulai hitung. Data yang kita ingin tidak hanya jumlah sekian-sekian tetapi juga dampak ekonomi dari event tersebut ke masyarakat sekitar.
“Data tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi industri karena bisa dijadikan pedoman untuk Kementerian Pariwisata memberikan dukungan materil. Ini memang butuh waktu tapi saja janji sebelum akhir era saya bisa sudah selesai. Kalau perlu tahun depan kita sudah bisa mendapatkan data 2018,” pungkasnya. [antaranews.com]
Add comment