ADALAH Airbnb Inc yang menggelontorkan pendanaan senilai US$160 juta atau setara dengan Rp2,2 triliun kepadastart up apartemen sewa berukuran kecil hingga mewah. Langkah ini merupakan investasi ketiga dalam enam pekan terakhir seiring dengan semakin tingginya penawaran menjelang listing akhir pasar saham.
Salah satu yang mendapatan guliran dana tersebut, Lyric, di San Francisco, mengubah apartemen premium menjadi tipe studio dengan layanan kebersihan berkualitas hotel dan fasilitas daring 24 jam, diperuntukkan bagi wisatawan maupun pebisnis yang hendak melakukan kunjungan jangka pendek atau maksimal masa tinggal 200 hari.
Menurut CEO sekaligus Pendiri Lyric Andrew Kitchell, dikutip dari Bloomberg mengatakan di Amerika Serikat, Lyric hanya memiliki 380 unit suite, memang tidak tampak seperti investasi yang besar bagi Airbnb, tapi minatnya diyakini bisa lebih besar, didasarkan pada misinya untuk mengubah reputasi negtif industri apartemen atau hotel untuk sewa jangka pendek, terutama di kota besar.
“Kami memiliki reputasi baik dalam hal kepatuhan pada aturan. Saat ini, Lyric mencatatkan kepatuhan pada regulasi di 13 kota di mana Lyric beroperasi. Kami tidak menyelinap, kami muncul menghadap langsung dan memperkenalkan diri di kota-kota tempat kami beroperasi,” ujarnya.
Dikatakan, setelah melakukan peluncuran di San Francisco lebih dari sedekade lalu, Airbnb mengubah cara orang dalam mencari hunian ketika berwisata dan mengajak jutaan orang untuk membuka rumahnya pada orang asing, untuk mendapat penghasilan tambahan didasarkan pada regulasi negara masing-masing.
“Dengan ide tersebut, sejumlah perusahaan real estate dan pemilik gedung kini sudah mempercayai penyedia sewa jangka pendek. Lyric merupakan perusahaan pertama yang mendapat izin menjadi hunian sewa jangka pendek di Nashville dan Austin. Lyric juga menjadi satu-satunya perusahaan yang diizinkan membuka hunian sewa jangka pendek di Orlando dan bermitra dengan lebih dari 20 perusahaan real estat ternama di AS,” kata Andrew.
Ditambahkannya, saat ini, Airbnb tengah berupaya melakukan listing di pasar saham dan melakukan transformasi identitas untuk mendorong IPO tahun depan. Airbnb ingin menghilangkan citranya sebagai perusahaan start up yang tidak bermain sesuai aturan dan menargetkan untuk menjadi perusahaan dengan kepatuhan pada regulasi terbaik.
“Selain itu, Airbnb juga menargetkan untuk menjadi tujuan utama serba ada bagi wisatawan, tak hanya untuk mencari penginapan, tapi juga untuk memesan tiket pesawat, akomodasi, dan membantu pencarian tujuan wisata. Pada Maret 2019, Airbnb telah mengucurkan US$463 juta untuk mengakuisisi HotelTonight dan berinvestasi senilai US$100 juta-US$200 juta di rantai perhotelan asal India OYO Hotels,” ungkapnya. [photo special]
Add comment