FESTIVAL Bakar Tongkang terbukti mampu mendatangkan manfaat ekonomi secara langsung bagi masyarakat di Kota Bagansiapiapi, Rokan Hilir (Rohil) Provinsi Riau.
Menurut Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti yang hadir dalam acara festival yang digelar di Kota Bangansiapiapi, mengatakan Ritual Bakar Tongkang merupakan salah satu contoh suksesnya ritual budaya yang dimiliki Indonesia.
“Festival ini selalu mampu menarik wisatawan untuk datang. Semakin banyak wisatawan datang, dampak ekonominya dirasakan langsung oleh masyarakat. Begitu juga beragam atraksi pendukung yang disiapkan pemerintah Rohil dengan matang,” ujar Esthy.
Dikataka, peran sektor pariwisata sangat membantu menyejahterakan masyarakat di Riau melebihi pendapatan dari sektor lainnya seperti minyak dan gas. Di sinilah fungsi pariwisata. Pariwisata hadir untuk terus menyejahterakan masyarakat.
“Dari mulai penginapan, kuliner, jasa, hingga oleh-oleh. Bayangkan jika 1 wisatawan menghabiskan uang Rp500.000 perhari. Jika 75.000 wisatawan sudah berapa miliar uang beredar di Bagansiapiapi,” katanya.
Sementara Bupati Rohil Suyatno mengatakan Pemerintah daerah Rohil mencatat kurang lebih 75 ribu wisatawan hadir dalam event yang masuk dalam kalender pariwisata nasional ini. Para wisatawan kebanyakan datang dari warga Tiongkok, Taiwan, dan warga keturunan Tionghoa.
“Perputaran uang selama Bakar Tongkang sangat besar. Hotel-hotel penuh. Pedagang kuliner, pedagang perlengkapan berdoa, hingga para penarik becak semua kebanjiran rejeki. Adapun puncak acara Festival Bakar Tongkang sendiri ketika kapal dibakar, peserta begitu antusias untuk melihat arah tiang tongkang itu jatuh,” unkapnya.
Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, lanjut Bupati Rohil Suyatno, adalah arah jatuhnya tiang menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha. Dimana peruntungan tahun ini berada di laut berdasarkan jatuhnya tiang.
[traveltext.id]