KANTOR Imigrasi Kelas II Sabang, Provinsi Aceh, menyebutkan sepanjang tahun 2019 terhitung sejak Januari hingga Juni, sebanyak 73 kapal layar (yacht) dari berbagai negara Asia, Eropa hingga Afrika melakukan kunjungan wisata ke pulau terluar barat Indonesia.
Menurut Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sabang, Anton Helistiawan melalui Kasi Lalu Lintas dan Izin Tinggal Keimigrasian, Said Azhar di Sabang, mengatakan Januari hingga Juni sudah 73 kapal layar masuk ke Sabang. Kapal layar yang berkunjung ke Sabang, Provinsi Aceh tersebut berasal dari, Malaysia, Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, Australia, Belgia, Inggris, Kanada, Jerman, Belanda, hingga Selandia Baru dan mereka melakukan aktivitas wisata bahari hingga sepekan.
“Jadi, jumlah penumpang kapal layar tersebut seluruhnya 184 orang. Secara grafik kunjungan kapal layar ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSNP) terus meningkat dan pada tahun 2018 sebanyak 95 kapal, pada 2017 jumlahnya 84 kapal,” ujarnya.
Dikatakan, Badan Pengusahaan Perdagangan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) sebelumnya menargetkan pada tahun 2019 daerah tersebut disambangi sebanyak 150 kapal layar. Kita patut bersyukur dalam empat tahun terakhir kunjungan kapal-kapal pesiar (cruise) dunia dan kapal layar (yacth) ke Sabang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Sementara menurut Plt Kepala BPKS, Razuardi mengatakan untuk meningkatkan kunjungan komunitas kapal layar, BPKS bersama pihak terkait menggagas, rute rally yachties Sabang-Phuket, dan Langkawi. Kita optimis jika kunjungan wisatawan meningkat maka, pendapatan masyarakat terutama pelaku usaha industri pariwisata di jasa tour guide, jasa transportasi, kuliner dan heritage.
“Wisatawan domestik maupun internasional ketika berlibur ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) kerap kali melakukan aktifitas wisata penyelaman (snorkling) di kawasan Pulau Rubiah serta menyelam (diving) di kedalaman 15 hingga 60 meter. Ada pun lokasi penyelaman terbaik di Pulau Weh meliputi, bangkai kapal Jerman (Sophie Rickmers), Batee Dua Gapang, Batee Meuroron, Batee Meuduro, Batee Tokong, Batee Gla, Rubiah Utara, Rubiah Seagarden, Pante Peunateung, Pante Seuke, Pante Ideu, Long Angen atau Pantee Gua, Limbo Gapang, Arus Balee, Seulako Drift, Sumur Tiga, Anoi Itam, Wreck Tugboat, Pulau Rondo, dan mobil karang,” kata Razuardi.
Ditambahkannya, lokasi wisata bahari tersebut sudah diselami oleh penyelam dari belahan dunia dan hampir saban hari wisatawan asing mudah ditemukan seperti di Pantai Iboih, Gapang, dan Pantai Sumur Tiga. [antaranews/photo special]