INDUSTRI pariwisata termasuk di antaranya perusahaan perjalanan wisata (travel agent) maupun akomodasi hotel (hotelier) diminta mempersipakan diri dalam menghapi perubahaan pasar di era tourism 4.0.
Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan saya yakin pasar sudah siap karena didominasi wisatawan milenial yang sudah digital, sedangkan industri masih perlu dipersiapkan. Belum siapnya industri pariwisata menghadapi tourism 4.0 terlihat dari masih banyaknya keluhan para pelaku usaha travel agent yang masih mempersoalkan online travel agent (OTA) serta bagaimana seharusnya menyikapi hal tersebut.
“Perubahan itu merupakan suatu keniscayaan karena saat ini perilaku pasar sudah berubah dan telah bergeser ke arah digital. Dalam industri pariwisata perubahan customer behavior terlihat ketika melakukan search and share yang 70% sudah melalui digital. Industri travel agent sudah tidak lagi bisa mengandalkan walk in service untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata. Semua sudah berubah dengan digital,” ujar Arief Yahya.
Dikatakan, suka tidak suka industri pariwisata harus mengikuti perubahaan pasar yang bergeser ke digital tersebut. Dalam menghadapi perubahaan bisnis tersebut, hanya ada dua pilihan yakni menghadapi persaingan (compete) atau bekerja sama (colaboration).
“Kalau yang pertama menjadi pilihan, industri pariwisata harus membuat platform berbasis online sendiri. Misalnya, Asita membuat asita.co.id. dan PHRI membuat bookingina.com, sedangkan jika pilihan kedua mau tidak mau harus berkerja sama dengan perusahaan online,” katanya.
Ditambahkannya, sementara itu dalam menghadapi tourism 4.0, Kemenpar telah menyiapkan 5 program besar (grand strategy) yakni Strategic Theme: Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0; Strategic Imperatives for Transforming Tourism HR to Win Global Competition in Industry 4.0; 5 Technology Enabler; 9 Key Initiatives for Discipline Executions; dan Pentahelix Collaboration Approach.
“Grand strategy transformasi menuju tourism 4.0 tersebut sebagai upaya pengembangan wisata di Indonesia dan dikenal di mata dunia. Kunci dalam grand strategy pariwisata era industri 4.0 adalah Sumber Daya Manusia atau SDM dan ini sebagaimana program yang ditetapkan Presiden Jokowi tahun ini yakni fokus pada SDM,” ungkapnya. [traveltext.id]