MASKAPAI penerbangan AirAsia berharap pemerintah menyediakan lebih banyak terminal khusus penerbangan berbiaya murah di Indonesia atau low cost carrier terminal (LCCT). Keberadaan LCCT menjadi salah satu faktor penting untuk menjaga operasional tetap efisien sehingga maskapai mampu menjaga tiket pada tarif bawah.
Menurut Deputy CEO AirAsia Group Bo Lingam dalam siaran persnya mengatakan sangat bagus saat ini sudah ada LCCT di Bandara Soekarno-Hatta. Indonesia harus membuat lebih banyak lagi LCCT. Adanya LCCT, dapat menghemat sejumlah komponen biaya operasional penerbangan.
“Saya mencontohkan salah satunya penggunaan garbarata atau aerobridge, jembatan berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat terbang,” ujarnya.
Dikatakan, untuk membangun satu garbarata membutuhkan biaya sekitar US$250.000. Sementara, untuk biaya sekali pakai, maskapai harus menggelontorkan US$75. Bayangkan dalam satu hari kami bisa berapa kali pakai aerobridge? Lebih baik biaya itu kami alihkan menjadi diskon untuk customer sehingga tiket bisa lebih murah.
“Akhir Juli ini, AirAsia Indonesia siap memindahkan kantor departemen operasionalnya ke LCCT penerbangan internasional di Terminal 2F. Adapun, Angkasa Pura II (AP II) mencatat, penumpang LCC khusus rute internasional di Soekarno-Hatta pada 2018 mencapai sekitar 30% dari total penumpang rute internasional 15,5 juta orang,” kata Bo.
Ditambahkannya, per 24 April lalu, penumpang segmen LCC di Soekarno-Hatta tumbuh menjadi 1,34 juta penumpang, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 1,32 juta penumpang. LCC Terminal 2F merupakan bagian dari revitalisasi menyeluruh di Terminal 2. Pada 2022, kapasitas terminal diharapkan bertambah menjadi 24 juta penumpang per tahun,” katanya. [photo special]