ADALAH Indonesia National Air Carrier Association (INACA) yang menyatakan bahwa kenaikan tiket pesawat tidak banyak berpengaruh pada perusahaan penerbangan.
Menurut Ketua Penerbangan Berjadwal INACA Bayu Sutanto menjelaskan bahwa tren industri penerbangan sangat dipengaruhi oleh segmen yang disasarnya. Segmen korporasi tidak banyak berubah, tidak sensitif dengan kenaikan tarif tiket pesawat. Kendati begitu, Bayu tidak menjelaskan alasannya.
“Untuk segmen penumpang yang memanfaatkan pesawat untuk kebutuhan berlibur dan bertemu keluarga yang terdampak oleh adanya tren kenaikan harga tiket pesawat. Toh hal itu bisa disiasati dengan berbagai strategi maskapai. AirAsia Indonesia masih optimis dengan tidak menaikkan harga tiket,” ujarnya.
Dikatakan, nah, semester II 2019 ini disebut Bayu bakal lebih baik dibanding semester I 2019. Sebelumnya Bayu menyebut adanya penyesuaian tarif dan permintaan yang menurun khususnya di kuartal I 2019 membuat industri penerbangan di semester I 2019 tidak sebaik periode yang sama tahun lalu.
“Tapi di semester II 2019, musim haji dan libur sekolah dan kuliah yang panjang dinilai bakal sangat mendorong industri penerbangan jika dibanding semester I 2019. Upaya pemerintah untuk menghapus Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk impor komponen pesawat juga bakal menjadi katalis industri penerbangan di semester II 2019,” kata Bayu.
Ditambahkannya, adapun salah satu tantangannya adalah, di Indonesia beberapa bandara khususnya di luar Pulau Jawa masih banyak yang tidak beroperasi lebih dari 15 jam. Masih banyak yang beroperasinya 10 jam saja, itu mengurangi potensi utilisasi pesawat.
“Selain itu konektivitas bandara dengan moda transportasi lain juga jadi salah satu tantangan yang harus jadi perhatian pemerintah agar jumlah penumpang setiap tahunnya bisa terus meningkat,” ungkapnya. [kontan.co.id/photo special]