UNTUK meningkatkan potensi wisata, maka pemerintah harus serius melakukan pembenahan produk pariwisata serta fasilitas pendukungnya, dan tak hanya fokus pada promosi saja.
Mdenurut Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia Azril Azhari mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata harus melakukan pembenahan potensi wisata di Indonesia. Belum lama ini, pemerintah mencetuskan program 10 Bali Baru, akan tetapi kini diperkecil menjadi 4 Bali Baru.
“Apakah lokasi wisata yang dipasarkan pemerintah ke luar negeri telah memiliki standar toilet dan kamar mandi internasional? Biasanya pelancong dari luar negeri sangat memperhatikan sanitasi. Harusnya pemerintah membenahi infrastruktur pendukung wisata. Jangan hanya fokus pada marketing dan promosi, tetapi lupa pembenahan,” ujarnya.
Dikatakan, pemerintah harus serius menangani safety, security, healthy and sanitation, pusat informasi bagi wisatawan dan infrastruktur. Memang, kemampuan berkomunikasi melalui media sosial generasi milenial cukup bagus, akan tetapi kontribusi terhadap ekonomi masih sangat kecil.
Namun menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ingin generasi milenial tidak sekadar melancong tapi turut serta mempromosikan pariwisata Indonesia. Tourism 4.0 tidak bisa lepas dari kaum milenial dan digital. Saya mengharapkan keterlibatan generasi milenial ini bukan lagi hanya sebagai penikmat wisata.
“Sekitar 51% inbound traveler ke Indonesia adalah generasi milenial dan 70% wisatawan melakukan search and share via digital. Pariwisata kita bisa naik pertumbuhannya karena kita go digital. Digital merupakan sebuah keniscayaan,” kata Arief. [bisnis.com/photo special]