Traveltext.id

DEVISA SEKTOR PARIWISATA MENINGKAT MENCAPAI US$19,29 MILIAR

TERNYATA devisa dari sektor pariwisata pada tutup buku 2018 meningkat mencapai angka US$19,29 miliar atau hampir menembus target tahun ini sebesar US$20 miliar.

Menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Djunaedi di Jakarta, mengatakan sejak awal sudah memperkirakan peningkatan angka devisa pariwisata Indonesia. Greget dan antusiasme industri pariwisata nasional sudah terasa dalam 4 tahun ini.

“Semakin  hidup dan bergairah. Itu menunjukkan bahwa bisnis di sektor pariwisata semakin menemukan bentuknya, makin merata makin menyejahterakan banyak pihak. Perkembangan pariwisata ditunjukan oleh kontribusi dalam PDB, jumlah wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan nusantara, dan nilai penerimaan devisa,” ujarnya.

Dikatakan, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB tahun 2018 mencapai 4,50%, dan tahun 2019 mencapai 4,80%.  Peningkatan kontribusi ini utamanya didorong oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisman, wisnus dan investasi, terutama di 10 destinasi prioritas.

Sebelumnya Presiden Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di Gedung DPR MPR RI, Senayan, Jakarta, mengatakan, pariwisata mengalami peningkatan pada 2018 mencapai US$19,29 miliar. Jumlah devisa itu berasal dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2018 yang ditutup dengan angka capaian 15,8 juta.

Jumlah devisa itu didapat dengan perhitungan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) berdasarkan Badan Pusat Statistik pada 2018 yang ditutup dengan angka capaian 15,8 juta. Sementara tingkat spending atau belanja mereka selama berwisata dan berada di tanah air sebesar US$1.220 per wisman per kunjungan atau istilahnya Average Spending Per Arrival (ASPA).

Presiden menambahkan, ASPA sebesar US$1.220  per kunjungan itu sudah termasuk perhitungan wisman dari 19 pintu utama imigrasi, sejumlah 13,3 juta wisman, ditambah 2,71 juta wisman dari pintu lainnya sehingga jumlah totalnya 15,81 juta wisman.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) belum memasukkan devisa dari pintu lain dan lebih fokus pada 19 pintu utama yang spendingnya US$1.440 perkunjungan. BI sendiri sampai saat ini belum memasukkan wisman dari pintu lain yang jumlahnya cukup signifikan mencapai 2,7 juta, meskipun spending mereka yang sudah disurvei, hanya US$150 perkunjungan. Hal itulah yang menjadi alasan ASPA dihitung US$1.220 perkunjungan.

Penghitungan terfokus pada ASPA di pintu utama juga tidak lain karena belum ada pasangan outbond yang bisa diperhitungkan. Meskipun asumsi ASPA dari pintu lain sebesar US$150 pernah disampaikan BPS sehingga ASPA pintu utama yang dihitung BI menjadi US$1.440 perkunjungan.

Dengan penjelasan wisman dari pintu utama dikalikan dengan ASPA pintu utama, ditambah wisman dari pintu lain dikalikan ASPA pintu lain. Jika wisman pintu utama 13,1 juta, sementara wisman pintu lain 2,7 juta, ASPA pintu lain US$150, total wisman 15,8 juta dan total ASPA US$1.220, maka ASPA pintu utama sebesar US$1.440 .

Dengan ASPA pintu utama sebesar US$1.440 perkunjungan, maka jika hanya ingin menghitung devisa wisman 19 pintu utama saja, menjadi sebesar US$18,87 miliar. [traveltext.id/photo special]