PEMBANGUNAN Bandara Internasional Toraja Buntu Kunik di Tana Toraja Sulawesi Selatan ditargetkan rampung pada bulan Desember 2019.
Menurut Perwakilan Kementerian Perhubungan, Anas mengaku pembangunan Bandara Buntu Kunik akan dimaksimalkan sesuai dengan permintaan Gubernur Sulsel dengan panjang landas pacu 2.600 meter. Untuk tahun 2019 anggaran hanya cukup untuk 1.400 meter. Dengan panjang landasan seperti ini, sudah bisa melayani operasi pesawat jenis ATR 72.
“Targetnya kita itu selesai Desember tahun 2019. Mudah-mudahan tidak ada kendala Desember ataupun awal Januari kita sudah beroperasi,” kata Anas dalam siaran persnya.
Dikatakan, untuk terminal Bandara Buntu Kunik sendiri akan dibangun dengan seluruh fasilitas lainnya dengan alokasi anggaran Rp80 miliar.
“Untuk terminal masuk di fasilitas isi darat. Anggarannya sudah dialokasikan sementara proses revisi dari eselon satu Kementerian Perhubungan, untuk proses lelangnya sudah selesai, sudah ada pemenang tender kalau tidak ada halangan akhir bulan Desember kita sudah jalan,” katanya.
Sementara Gubernur Sulawesi Selatan, Prof HM. Nurdin Abdullah menjelaskan pembangunan bandara tersebut sudah berjalan dengan baik sesuai harapan, namun pekerjaan terlebih dahulu dikerjakan satu jalur dengan panjang 1400 meter landasan.
“Kita sudah 1400 landasan dari dua sisi, tapi kita kerjakan satu sisi dulu. Tapi kita berharap selesai tender ini kita bisa tambahkan supaya rampung dua jalur,” ungkapnya.
Ditambahkannya, diharapkan pembangunan terminal bisa diselesaikan dengan cepat karena semua wisatawan ingin menikmati akses transportasi darat agar bisa menikmati semua tempat wisata dengan nyaman dan bagus. Harapan kita terminal juga bisa selesai cepat, karena persoalan yang dihadapi Toraja ini adalah akses itu saja. Orang semua mau ke Toraja cuman iya tahulah kalau kita lewat darat habis waktu 8 jam.
“Tidak tanggung-tanggung Ia ingin pembangunan bandara Internasional Toraja Buntu Kunik ini dengan panjang landasan 2600 meter supaya bisa dipakai mendarat pesawat jet. Private jet sudah banyak sekarang. Private jet bukan lagi menjadi barang langka, sehingga orang bisa carter, bisa ke Toraja. Nah kalau Bandara ini selesai, ini menjadi salah satu pemicu orang akan berinvestasi, bangun hotel, restoran, mall, semuanya akan berkembang,” jelasnya.
Apalagi, lanjutnya, wisata budaya ini hanya ada di Toraja dan tidak ada di daerah lain di belahan dunia manapun. Yang tidak dimiliki negara lain, seperti Singapura. Kita itu kalah dengan Singapura. Padahal Singapura punya apa coba, wisata belanja. Kalau kita mulai dari pinggir pantai sampai puncak gunung bisa kita jual, apalagi Toraja ini spesifik nggak ada di dunia, kalau wisata pantai semua orang bisa bikin. [antaranews/photo special]