PELAKSANAAN MICE Mart ke-3 yang dilaksanakan dari tanggal 27-29 Agustus 2019 menonjolkan wisata sejarah Kota Solo.
Menurut Ketua penyelenggara sekaligus Wakil Ketua Asita Jawa Tengah Daryono di Solo, mengatakan ada 35 konsumen potensial yang kami undang pada kegiatan ini, mereka di antaranya dari Jakarta, Bali, Jawa Barat, dan Surabaya.
“Para konsumen potensial tersebut di antaranya dari kalangan professional conference organizer (PCO), professional exhibition organizer (PEO), insentive travel, dan promotor,” ujarnya.
Dikatakan, yang membedakan pada pergelaran ketiga ini, jika pada pelaksanaan dua kali MICE Mart sebelumnya Asita lebih banyak menawarkan objek wisata alam, untuk tahun ini penyelenggara mengangkat wisata sejarah.
“Beberapa objek wisata yang akan kami kunjungi di antaranya Kampung batik, Keraton Solo, dan Pasar Gede. Selain itu, para ‘buyer’ juga akan kami ajak naik Kereta Uap Jaladara. Pihak kami berharap event tersebut bisa menjadi ajang promosi wisata khususnya MICE di Soloraya,” kata Daryono.
Ditambahkannya, kami juga mengangkat single destination Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang, red) termasuk di dalamnya single destination untuk MICE. Apalagi, dikatakannya, saat ini pemerintah menjadikan Candi Borobudur sebagai salah satu kawasan super prioritas untuk mengangkat sektor pariwisata dalam negeri. Ia berharap kondisi tersebut juga dapat berkontribusi bagi pemasukan dari sisi MICE.
“Harapannya tahun 2020 menjadi momen bagus untuk meningkatkan MICE. Ada beberapa venue baru juga yang harus di-update pelaku bisnis wisata untuk menyusun data. Termasuk kaitannya untuk penggunaan lelang. Sementara itu, saya memperkirakan potensi transaksi yang akan terjadi pada pelaksanaan MICE Mart ke-3 tersebut mencapai Rp12 miliar. Meski demikian, untuk target minimal sebesar Rp6 miliar,” ungkapnya. [antaranews/photo special]