TARGET pergerakan wisatawan nusantara/domestik hingga akhir 2019 sebanyak 275 juta kali perjalanan lebih rendah dibandingkan jumlah perjalanan wisatawan domestik pada 2018 yang mencapai 303,4 juta kali.
Menurut Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar Guntur Sakti menuturkan besaran target tersebut dipicu harga maskapai yang masih cukup tinggi sehingga mempengaruhi pergerakan wisatawan domestik. Secara kumulatif sejak Januari hingga Mei 2019, penumpang domestik berjumlah 29,4 juta atau turun 21,33% dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 37,4 juta penumpang.
“Hal tersebut sudah menjadi perhatian semua pihak, bukan hanya Kementerian Pariwisata saja. Sebab, target kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) dan wisnus adalah tanggung jawab pemerintah bersama,” ujarnya.
Dikatakan, Kementerian Perhubungan misalnya, sudah memutuskan menurunkan batas atas tarif pesawat Full Service, hingga 16%. Serta, penjualan tiket pesawat murah di waktu-waktu tertentu. Kita pun berharap, persoalan polemik tiket pesawat mahal akan menemui jalan keluar. Misalnya saja, Presiden Jokowi rencananya mengundang maskapai asing untuk membuka rute penerbangan domestik di Indonesia. Kemudian adanya Terminal LCC di Soekarno Hatta, juga diharapkan bisa menjadi solusi.
“Di sisi lain, kenaikan tiket pesawat juga menjadi ‘berkah’ bagi destinasi wisata. Sebagai contoh, di Pulau Jawa, dengan mahalnya tiket pesawat, wisnus bisa beralih ke destinasi yang masih bisa ditempuh naik kereta contoh dari Jakarta, bisa ke Yogya,” kata Guntur.
Guntur Sakti mengatakan dalam lima tahun terakhir yaitu sepanjang 2013- 2018, jumlah perjalanan wisatawan domesti memang telah meningkat lebih dari 21%. Menurutnya, selama ini tren wisatawan domestik yang terus meningkat lebih didominasi oleh generasi millenial.
“Trennya dari 2013 – 2018 terus meningkat sepanjang tahun, apalagi didominasi oleh millenial sekitar 70%. Sementara, pada 2016 jumlah perjalanan wisatawan domestik mencapai 264,34 juta kali perjalanan. Pada 2015 mencapai 256,42 kali juta perjalanan, pada 2014 mencapai 251,24 kali juta perjalanan dan pada 2013 jumlah perjalanan wisatawan domestic mencapai 250,04 kali juta perjalanan,” tutupnya.
Sementara Ketua umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Rusmiati, mengatakan untuk target 2019 ini, pihak ASITA optimis tren kenaikan perjalanan wisatawan domestik akan terus meningkat. Hanya saja, saya belum bisa memaparkan berapa besaran prediksi perjalanan wisatawan domestik pada hingga akhir 2019 ini.
“Ya saya sebagai ketua umum Asita sedang bekerja keras agar proyeksinya akan tetap naik, karena kita kan sudah banyak melakukan promosi dan mudah-mudahan tidak ada hal hal yang mempengaruhi wisatawan domestik dan kami berharap trennya naik terus, kalau angkanya belum ada,” ungkapnya.
Dijelaskannya kembali, sebagai informasi, realisasi jumlah perjalanan wisatawan domestik pada 2018 yang mencapai 303,4 juta kali, meningkat 12,37% dibandingkan jumlah perjalanan pada 2017 yang mencapai 270,82 juta kali perjalanan. Dari sisi pengeluaran, total pengeluaran wisatawan domestik pada 2018 mencapai 291,02 triliun atau naik 17,89% dari realisasi total pengeluaran ppada 2017 senilai Rp253,45 triliun.
“Peningkatan ini terjadi lantaran kondisi ekonomi yang semakin membaik dan semakin mudahnya aksesbilitas ke daerah-daerah tujuan wisata,” tegasnya. [bisnis.com/photo traveltext]