PERKEMBANGAN terkini destinasi super prioritas Kawasan Borobudur di Magelang, Jawa Tengah ditekan pada persoalan pentingnya pengemasan produk kepada para pelaku Usaha Kecil Menengah.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Wishnutama Kusubandio mengatakan packaging nanti kami bantu. Karena bukan hanya kualitas, tapi look juga harus diperhatikan. Terdapat 16 subsektor ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan di suatu desa wisata dan menjadi nilai tambah untuk pengunjung.
“Di mana ada destinasi wisata, di situ ada local wisdom. Di situlah berkembang ekonomi kreatif seperti kuliner, suvenir sampai fotografi yang akan menyejahterakan masyarakat,” ujarnya.
Dijelaskannya, ada beberapa tantangan dan kita butuh dari beberapa kementerian terkait seperti penyelesaian status HPL 50 hektare pada KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), kerja sama Badan Otoritas Borobudur (BOB)-Perhutani 259 hektare dengan Kementerian BUMN, penyediaan infrastruktur dasar dengan Kementerian PUPR, penerbangan langsung internasional dengan Kemenhub, serta product travel pattern dan standarisasi usaha dan SDM pariwisata dengan Kemenparekraf.
“Adapun masterplan Destinasi Prioritas Borobudur, berupa villa dan berbagai fasilitas penunjang pariwisata seperti restoran dan lainnya. Tentu, pembangunan-pembangunan tersebut selaras dengan alam. Pasti kita bantu menyampaikan kepada kementerian terkait,” katanya.
Dikatakan, saya juga akan bertemu dengan petinggi-petinggi maskapai asing yang juga akan meminta mereka untuk membuka penerbangan ke Yogyakarta International Airport (YIA).
Terakhir, Menparekraf Wishnutama ingin agar perkembangan Destinasi Super Prioritas Borobudur punya nilai keunikan tersendiri. Yang mana, hal tersebut akan membuat Borobudur semakin mudah dipromosikan kepada wisatawan lokal dan mancanegara. [traveltext.id]