PARA pengusaha hotel dan restoran di Indonesia menghadapi kerugian di depan mata akibat mewabahnya virus corona. Para maskapai penerbangan pun diimbau menurunkan harga tiket pesawat demi memikat wisatawan asing berkunjung ke sejumlah daerah di Indonesia,.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Perhotelan dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani dalam Musyawarah Nasional PHRI ke-17 yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan Ketua INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan dalam hitung-hitungan kerugian akibat banyaknya wisatawan Tiongkok yang membatalkan kunjungan ke Indonesia mencapai Rp2,7 triliun.
“Wisatawan Tiongkok yang datang ke Indonesia setiap libur Tahun Baru Imlek mencapai 3000 orang dengan biaya per orang US$1.100 setiap hari. Apabila diestimasi, sektor pariwisata periode Januari-Februari 2020 kehilangan potensi penerimaan hamper Rp2,7 triliun atau US$200 juta,” ujar Hariyadi.
Untuk mencegah hal yang semakin buruk PHRI bersma operator tour, agen perjalanan, pengusaha transportasi, maskapai penerbangan, pengelola taman hiburan, pengusaha properti dan industri pariwisata lainnya meluncurkan Visit Wonderful Indonesia (Viwi) Nusantara Shocking Deals 2020 untuk menggairahkan wisata domestik di Tanah Air.
“Kami menawarkan paket wisata rendah (berbiaya) mulai dari kamar hotel, tiket pesawat dan transportasi untuk mendorong peningkatan wisatawan lokal,” katanya.
Ditambahkannya, pada 2020 pemerintah menargetkan 2,8 juta wisatawan asal Tiongkok dari total kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebanyak 20 juta. Selama di Indonesia wisatawan Tiongkok rata-rata tinggal selama 7 hari dengan pengeluaran US$1.09 per kunjungan per orang. Adapun destinasi favorit mereka ialah Bali, Manado, Lombok, Jakarta dan Kepulauan Riau.
Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengajak seluruh anggota PHRI untuk membangun ekosistem pariwisata yang kondusif. Sebab sektor pariwisata saat ini ditargetkan pemerintah untuk mampu menjadi penghasil devisa terbesar bagi Indonesia.
“Kepada rekan-rekan PHRI, berbicara mengenai industri pariwisata tidak bisa hanya bicara soal pemasaran atau promosi saja tetapi juga bicara soal ekosistem. Ekosistem pariwisatanya juga perlu dikembangkan. Seperti soal konektivitas, keamanan dan keselamatan, kapasitas kursi transportasi menuju ke Indonesia, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Dijelaskannya kembali, memang banyak hal yang perlu ditingkatkan dan menjadi PR kita bersama. Namun saya optimis, jika dilakukan bersama-sama kita bisa mewujudkan industri pariwisata yang maju di Indonesia. Dan saya apresiasi PHRI yang menjadi mitra Kemenparekraf selama ini yang meluncurkan Viwi Nusantara Schoking Deals 2020,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengajak PHRI dan seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata untuk terus melakukan inovasi dalam mengantisipasi turunnya angka kunjungan wisman akibat mewabahnya virus corona.
“Caranya dengan mengembangkan strategi untuk meningkatkan wisatawan domestik sebagai tulang punggung industri perhotelan dan memanfaatkan carrying capacity fasilitas hotel pada saat low season. Saya juga mendorong agar PHRI bisa mengemas paket-paket hotel yang dipadukan dengan konvensi atau atraksi yang menarik untuk masyarakat, kalangan pemerintah dan non pemerintah, kalangan bisnis, hingga komunitas. Serta lebih memanfaatkan digital platform untuk promosi dan lain sebagainya,” kata Wakil Presiden. [traveltext.id]