KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya mengidentifikasi dan mengatur strategi untuk mencari peluang sektor pariwisata di masa normal baru untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Menurut Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf, K. Candra Negara mengatakan kinerja pariwisata menurun drastis semenjak pandemi COVID-19. Bahkan diprediksikan total wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia selama 2020 hanya 5 juta wisatawan, dari tahun sebelumnya sebanyak 17 juta wisatawan.
“Pada sektor pariwisata, dampak dari COVID-19 ini demikian hebatnya. Estimasi pariwisata di Indonesia mengalami penurunan hingga 60 persen. Kalau pemulihannya berjalan lebih lambat, dampaknya bisa mencapai 80%. Maksudnya lebih lambat itu kalau aktivitas normal tidak segera dimulai hingga Desember 2020,” ujar Candra.
Dikatakan, melihat angka penurunan wisman yang berkunjung drastis, pemerintah pun terus menyusun strategi dan langkah-langkah agar proses pemulihan dapat berjalan efektif khususnya untuk menarik kembali wisman saat pandemi COVID-19 mereda.
Candra menyebut Kemenparekraf telah mengidentifikasi peluang pariwisata di era adaptasi kebiasaan baru yaitu dengan fokus pada segmen wisatawan nusantara (wisnus) untuk tahap awal hingga fokus pada subsektor utama yaitu ekraf dan hotel.
“Dalam proses pemulihan ini kami juga memfokuskan pada pemulihan subsektor unggulan, yaitu kuliner, fesyen, dan kriya. Karena tiga subsektor unggulan ini memiliki kontribusi yang paling besar. Kemenparekraf juga menginisiasi berbagai kampanye atau tagar-tagar salah satunya #DiIndonesiaAja, #DiBaliAja, #DiSulawesiAja, dan sebagainya. Tagar-tagar ini mengajak wisnus berwisata di dalam negeri,” jelas Candra.
Sementara Direktur Pemasaran Pariwisata Regional III Kemenparekraf, Imam Santosa, menambahkan strategi dan langkah yang akan dilakukan Kemenparekraf dalam proses pemulihan perekonomian di sektor wisata adalah akan menginovasikan teknologi seperti interactive maps, guide, dan kemudahan metode pembayaran dengan nontunai. Tujuannya agar wisatawan nantinya akan konsisten menerapkan protokol kesehatan yaitu meminimalkan adanya kontak langsung.
“Selanjutnya bisa juga dengan direct flight, lalu memberikan penawaran khusus seperti hot deals, dan yang tidak boleh ditinggalkan juga adalah selalu ada yang namanya penerapan clean, healthy, and safety protocol di destinasi wisata,” kata Imam.
Sementara itu, Direktur Eropa 1 Kementerian Luar Negeri, Ida Bagus Made Bimantara, mengimbau para pelaku usaha pariwisata bersiap diri dengan menyediakan paket wisata. Hal ini untuk meningkatkan daya tarik bagi wisman ketika saatnya nanti pintu pariwisata dibuka kembali untuk wisman.
“Pemerintah masih menerapkan pembatasan wisman ke Indonesia. Artinya wisman masih belum diizinkan masuk ke wilayah Indonesia dalam waktu yang belum ditentukan. Namun demikian, kami tetap merekomendasikan kepada operator wisata, travel agent, dan juga pelaku bisnis pariwisata di negara mitra maupun Indonesia harus menyiapkan paket wisata ke Indonesia, sehingga pada saatnya nanti, mereka sudah siap menarik kembali wisman untuk berkunjung,” tuntas Bimantara. [traveltext.id]