KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong semua stakeholder pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) melalui Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia atau Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC) mempercepat penerapan konsep pariwisata berkelanjutan di destinasi wisata Tanah Air.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno saat Virtual Diskusi Inovasi Program Penerapan Pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan dengan ISTC dan para pelaku ekraf, Rabu (6/30), mengungkapkan sejak awal dirinya dilantik oleh Presiden Jokowi pada 23 Desember 2020, dirinya terus berdiskusi dengan beberapa pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Termasuk berdiskusi dengan Menparekraf 2011-2014 Mari Elka Pangestu yang kini menjabat sebagai World Bank Managing Director of Development Policy and Partnerships.
“Pada awal saya bertugas, saya berdiskusi dengan ibu Mari Elka Pangestu, di tengah pandemi ternyata ada beberapa unstoppable global trend di seluruh dunia terkait kehidupan kita sehari-hari. Pertama digitalisasi, kedua kesehatan, dan ketiga sustainability. Untuk pariwisata berkelanjutan di Indonesia ini merupakan peluang yang luar biasa,” katanya.
Sebelum itu, Menparekraf Sandiaga Uno juga mengenang Ketua Dewan ISTC (almarhum) I Gede Ardika yang inspiratif dan konsisten mendorong penerapan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan dan kode etik kepariwisataan.
Sandiaga menjelaskan, sejak 2015 Kemenparekraf telah berkomitmen untuk mewujudkan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan secara lebih konkret melalui program pengembangan pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism Development (STDev) antara lain Sustainable Tourism Destination (STD), Sustainable Tourism Observatory (STO), Sustainable Tourism Certification (STC) Sustainable Tourism Industry (STI), serta Sustainable Tourism Marketing & Management (STM).
“Ide beliau (I Gede Ardika) terkait desa wisata saat ini kita adopsi menjadi program unggulan yang diharapkan bisa tepat sasaran dan sangat menyentuh masyarakat yang membutuhkan. STDev ini merupakan landasan untuk mewujudkan destinasi wisata yang berkualitas dan pariwisata berkelanjutan, seperti yang sudah dituangkan pada Permenpar Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, yang mengadopsi standar internasional dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC),” katanya.
Kemenparekraf juga didukung oleh Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia atau Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC)-yang telah ditunjuk melalui Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor KM/198/KD.03.00/M-K/2020. 5.
“Saya juga sudah menandatangani surat keputusan yang nantinya diberikan ke kepala daerah untuk mendorong para kepala daerah dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih berkelanjutan terutama dari aspek pengelolaan sampah, pengelolaan air, dan penggunaan energi baru dan terbarukan. Agar destinasi wisata ini menggunakan energi baru dan terbarukan,” tambahnya.
Sandiaga Uno menjelaskan, penunjukan tersebut memiliki arti bahwa ISTC menjalankan tugas yang strategis dalam memberikan arahan kebijakan, advokasi pemikiran, mendorong penerapan Kode Etik kepariwisataan, koordinasi dan sinkronisasi, control and monitoring kualitas STDev, serta evaluasi rekomendasi pembangunan kepariwisataan berkelanjutan di semua pilar kepariwisataan. Sehingga bersama-sama Kemenparekraf dan ISTC dapat menghadirkan solusi dan strategi dalam pelaksanaan inovasi program pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
“Upaya percepatan yang kita lakukan dan gerakkan bersama melalui strategi, inovasi, dan ‘kolaboraksi’ pembangunan pariwisata berkelanjutan, kiranya dapat mengunggulkan penerapan 17 SDGs dalam pembangunan nasional dan memperkuat visioning Indonesia sebagai Sustainable Hub di Kawasan Asia-Pasifik,” katanya.
Sebagai quick wins, ISTC dan Kemenparekraf akan melakukan penerapan skema keuangan (blended/green financing), menggerakkan pengelolaan sampah (waste management), perlindungan air (water protection) dan energi terbarukan (new energy) yang ramah lingkungan, carbon netral dan carbon footprint calculator di destinasi. Pelaksanaan Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA nantinya juga akan disesuaikan dengan platform adaptasi, penguatan STO, sertifikasi destinasi berkelanjutan dan desa wisata berkelanjutan. [traveltext.id]