MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mendorong Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk tidak takut membuka peluang usaha. Bertransformasi dari seorang pencari lapangan kerja menjadi pencipta lapangan kerja, terlebih di pandemi saat ini yang banyak membuka peluang usaha baru melalui digitalisasi.
Peluang tersebut dapat diciptakan baik bagi mereka yang masih menjadi PMI di luar negeri ataupun PMI Purna yang telah kembali ke tanah air. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan nantinya bisa berkarya di daerahnya sendiri serta tidak kembali bekerja keluar negeri.
“Saya harapkan pekerja migran Indonesia yang ingin mulai usaha untuk tetap semangat, mari kita bangkit, bangun usaha agar kita menjadi pengusaha yang memberikan manfaat bagi orang lain,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam webinar bertajuk “Srikandi Diaspora Lompat Lebih Tinggi Bersama BNI Hong Kong,” kata Sandiaga Uno secara virtual, Minggu (7/4) siang.
Dalam kesempatan itu Menparekraf Sandiaga juga berbagi kiat untuk memulai usaha. Yakni dapat dimulai dari hal-hal yang memang disukai. Jika memang hobi makan, bisa mencoba bisnis kuliner. Suka menjahit, dapat menjajaki peluang usaha di bidang fesyen.
Dikatakan terdapat 17 subsektor dalam ekonomi kreatif yang dapat dijajaki para pekerja migran Indonesia. Di awal mungkin akan sulit, tapi percayalah kegagalan adalah anak tangga menuju sukses. Kuncinya adalah percaya diri dan memiliki etos kerja yang baik. Yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas. Seorang pengusaha yang sukses adalah mereka yang bekerja keras.
“Dari 17 subsektor ekonomi kreatif, sektor fesyen, kriya, dan kuliner menjadi tiga teratas. Sektor fesyen misalnya, menyumbangkan Rp200,20 triliun atau 17,64 persen terhadap PDB nasional di tahun 2020. Sementara kriya menyumbangkan Rp166,13 triliun atau sekitar 14,64% atas keseluruhan PDB nasional di tahun 2020. Sedangkan kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sebesar 40,13% atas keseluruhan PDB nasional di tahun 2020,” kata Sandiaga.
Ditambahkannya, pariwisata bisa kita kembangkan, tapi yang ingin saya dorong tidak hanya pariwisata. Adalah 17 subsektor ekonomi kreatif yang terbuka peluangnya di pandemi ini. Di fesyen misalnya, kita harus mengapresiasi fesyen local. [traveltext.id]