PARIWISATA Bali berkembang pesat juga dihadapkan dengan berbagai persoalan mulai dari sampah hingga konversi 700 hektare lahan menjadi bangunan setiap tahunnya.
Menurut Pengamat pariwisata dari Universitas Udayana I Nyoman Sunarta mengatakan Bali memiliki banyak tantangan dalam mengembangkan industri ini. Pada satu sisi, Bali diuntungkan lewat perputaran ekonomi namun juga dihadapkan dengan berbagai masalah.
“Bali telah terkenal sebagai pulau dengan pantai berpasir yang memukau, sawah yang subur, budaya Hindu, dan wisata yang murah. Kondisi ini menjadikan industri pariwisata Bali berkembang hingga menjadi salah satu tujuan wisata favorit dunia,” ujarnya.
Dikatakan, pada 2018 lalu misalnya, Bali kedatangan hingga enam juta wisatawan. Pariwisata seperti angsa tidak hanya memproduksi telur emas tetapi juga menghancurkan sarangnya.
“Di sisi lain, industri pariwisata yang berkembang di Bali telah menjadikan banyaknya perhotelan yang tumbuh dengan menyedot air bawah tanah. Setiap kamar dalam satu hotel bisa mengonsumsi hingga 300 liter air dalam sehari,” kata Nyoman Sunarta.
Ditambahkannya, dalam 2025, Bali diprediksi akan dihadapkan dengan krisis air. Belum lagi, rata-rata setiap tahunnya, 700 hektar tanah telah dibangun menjadi hotel dan penginapan mewah bagi tamu asing. Lahan tersebut juga dikonversi untuk menjadi jalan dengan tujuan meningkatkan lalu lintas dan koneksi pulau ini.
“Setiap harinya, 13.000 meter kubik sampah dibuang ke pembuangan dan hanya setengahnya yang didaur ulang. Ditambah dengan kemacetan lalu lintas akibat pertumbuhan jumlah kendaraan mencapai lebih 13% setiap tahun. Di satu sisi, hanya 2,28% pertumbuhan jalan raya yang dapat dipakai motor,” ungkapnya. [bisnis.com/photo special]
Add comment