Traveltext.id

Gempa Lombok, Kunjungan Wisman Turun, Devisa Hilang US$100 Juta

Gempa Lombok, Kunjungan Wisman Turun, Devisa Hilang US$100 Juta

SEDIKITNYA 700 orang wisatawan bersama warga setempat dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno menuju Pelabuhan Bangsal mengantisipasi terjadinya gempa susulan.

Menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedi memperkirakan gempa di Lombok mengurangi kedatangan wisman sebanyak 300.000 kunjungan. Namun, saya masih optimistis target 17 juta kunjungan wisman bakal tercapai hingga akhir tahun karena masih banyaknya event calendar pariwisata dan pertemuan tahunan IMF/World Bank.

“Yang harus dijaga nanti pertemuan IMF karena pengaruhnya besar pada kunjungan wisman ke Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menuturkan sepanjang ini sudah ada 15 negara yang telah mengeluarkan travel advice ke Lombok yakni Perancis, Selandia Baru, Inggris, Siprus, Luxemburg, Belgia, Jerman, Kanada, China, Australia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Brasil, dan Swiss.

“Imbauan perjalanan ini, mau tidak mau turut berdampak pada penurunan kunjungan wisman ke Indonesia khususnya untuk destinasi populer seperti Lombok. Ada pengurangan 100.000 kunjungan wisman. Potensi kehilangan devisa dari wisman bisa mencapai US$100 juta,” katanya.

Di sisi lain, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Wilayah Asia Pasifik Kemenpar Vincentius Jemadu menambahkan, hingga kini memang cukup sulit untuk mencapai target 17 juta kunjungan wisman. Pasalnya, banyaknya bencana terjadi berdekaran di destinasi tujuan utama seperti Gunung Agung, kebakaran Gili Lawa dan gempa Lombok berpengaruh pada kunjungan wisman.

“Wisman yang datang ke Indonesia sensitif dengan isu bencana alam dan keamanan. Kami berupaya agar program hot deals bisa menyumbang kunjungan wisatawan. Wisman paling besar ke Tanah Air itu China,” ungkapnya.

Begitu pula Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) Lombok Kemenpar Guntur Sakti menuturkan pemulihan destinasi pasca gempa terus dilakukan pemerintah. Pemerintah pusat harus bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam melakukan penanganan tanggap darurat seperti penyediaan bantuan kesehatan, air bersih, logistik, tenda, keamanan dan lain-lain bagi wisman, wisnus, dan masyarakat setempat yang terdampak gempa.

“Kami lakukan penataan destinasi berupa fogging kesehatan, melaksanakan gerakan kebersihan, trauma healing kepada masyarakat dan pendataan fasilitas pariwisata berupa dermaga dari dan ke 3 Gili, hotel-hotel, restoran, kafe, taman rekreasi dan hiburan serta para pedagang diimbau agar tidak memanfaatkan kondisi pasca gempa dengen menaikkan harga barang khususnya kebutuhan pokok/sembako,” katanya.

Selain itu, lanjut Guntur,  komitmen industri pariwisata melalui Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asita telah membuat pernyataan bahwa hotel yang berada di kawasan resor Lombok sudah aman dan nyaman untuk ditempati kembali.

“Kecuali beberapa hotel yang telah menyatakan dirinya tutup sementara melalui kebijakan manajemen dari hotel masing-masing. Saat ini aksesibilitas dari dan ke Lombok baik melalui jalur laut dan udara berjalan normal sesuai jadwal dari ASDP maupun Angkasa Pura I Lombok International Airport serta pergerakan wisatawan mengunjungi obyek pariwisata di Pulau Lombok khususnya Lombok Selatan telah berjalan normal. Kecuali paket menuju 3 Gili dan paket tracking ke Gunung Rinjani masih ditutup sementara waktu,” tambah Guntur. [antaranews/photo special]