PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah berusaha untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulawesi Utara (Sulut) dengan meningkatkan fasilitas bandara maupun infrastruktur lain.
“Yang datang itu saja minta kapasitas ditambah. Di sini hotelnya masih kurang, kenapa? Karena ada masalah tata ruang, itu yang mau kami lihat, investornya sudah ada, tapi tata ruangnya belum memungkinkan, ini kita selesaikan. Oleh sebab itu pak Kepala BPN (Badan Pertanahan Nasional) ada, Menteri PU (Pekerjaan Umum) ada, Gubernur, Wali Kota,” ujar Presiden Joko Widodo di Bandara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Utara untuk meninjau infrastruktur yang menjadi pendukung pariwisata di provinsi tersebut. Presiden tiba di pangkalan TNI AU Sam Ratulangi pada sekitar pukul 11.55 WITA dan langsung mendatangi area terminal Bandara Sam Ratulangi untuk mendengarkan penjelasan dari Direktur Operasional PT Angkasa Pura I (Persero) Wendo Asrul Rose.
“Diakui sudah banyak maskapai asing yang memiliki jalur penerbangan ke Bandara Sam Ratulangi. Ada banyak yang sekarang sudah masuk ke sini, banyak. Silk Air, Sriwijaya, Lion Group. Silk Air dari Singapura, yang dua memang maskapai penerbangan nasional,” ujar Presiden.
Dikatakan, bandara ini melayani 7 rute penerbangan internasional yaitu Singapura, Guangzhou, Changsa, Tianjin, Shanghai, Nanning, dan Xi’an. Yang banyak terbangnya dari Tiongkok, 7 provinsi yang ada di Tiongkok karena di sini kita melihat karena kedekatan.
“(Sulawesi Utara) ini kan paling utara hanya 4 jam, ada target-target pasar memang setiap daerah berbeda-beda. Saya telah memerintahkan setiap otoritas dapat mengerjakan tanggung jawabnya dengan baik. Terminal dibangun oleh Angkasa Pura, perpanjangan runway oleh Kementerian Perhubungan, beda-beda. Nanti misalnya jalan lingkar oleh Menteri PU, kawasan wisata oleh Menteri PU jadi bisa (meningkat) berlipat. Ini kan juga lipat kapasitas bandara tapi juga sama hotelnya harus siap, semuanya mau kita integrasikan secara baik,” tegas Presiden.
Ditambahkan, dilihat dari data Kantor Imigrasi Kelas I Manado menunjukkan wisman pada periode Januari-Mei 2019 mencapai 55.144 orang atau meningkat 9,67% dari periode yang sama pada Januari-Mei 2018 yaitu 50.284 orang dengan asal negara paling banyak adalah China (86%), Singapura (2%), Jerman (2%), Amerika (1,3%) dan negara lain.
Kementerian Pariwisata menyebutkan bahwa Sulut dinobatkan sebagai The Rising Star dalam sektor pariwisata Indonesia karena mampu mendorong pertumbuhan kinerja pariwisata hingga 600% dalam empat tahun terakhir.
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sulut, utamanya ke Manado dan Bitung pada 2015 sebanyak 20 ribu, lalu 2016 meningkat menjadi 40 ribu atau dua kali lipat. Selanjutnya pada 2017 sebanyak 80 ribu, dan 2018 meningkat menjadi 120 ribu.
Dalam 4 tahun kunjungan wisman ke Sulut meningkat 6 kali lipat. Begitu juga pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) dari sekitar 2 juta menjadi 4 juta atau dua kali lipat, 200%, padahal di daerah lain hanya sekitar 5 sampai 10%. [antaranews/photo special]