PERSOALAN kepesertaan agen perjalanan dalam sejumlah pameran pariwisata, menjadi kendala dalam proses promosi pariwisata Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Sjahrul Firdaus Faryd mengatakan, Pemerintah Indonesia tergolong jor-joran dalam mengeluarkan dana untuk promosi. Pemerintah Indonesia juga tergolong aktif dalam banyak agenda pameran pariwisata internasional.
“Namun, dalam pelaksanaan promosi atau pameran, masih terkendala oleh adanya beberapa peserta dari agen perjalanan yang bidang bisnisnya bukan sepenuhnya di sektor inbound. Contoh, ketika mengikuti promosi wisata inbound ke beberapa negara, agen perjalanan yang ikut masih belum didominasi oleh agen perjalanan yang membidangi segmen pasar tersebut,” ujarnya.
Dikatakan, sementara itu, agen perjalanan wisata yang biasa menjual paket perjalanan inbound dari negara-negara terkait justru tidak ikut serta. Hal tersebut, pada akhirnya memengaruhi laju pertumbuhan wisatawan mancanegara yang masuk ke dalam negeri.
“Adapun, pada 2020, Kementerian Pariwisata telah mengumumkan 13 agenda pameran internasional di kawasan Eropa yang dapat diikuti oleh pelaku agen perjalanan wisata Indonesia. Pameran tersebut digelar pada Januari-Maret 2020,” kata Sjarul.
Ditambahkannya, pada Januari agenda pameran internasional itu digelar di Vienna, Austria: Utrecht, Belanda; Helsinski, Finlandia; Dusseldorf, Jerman; Madrid, Spanyol dan Istanbul Turki. Sementara itu, pada Februari terdapat agenda pameran di Brussels, Belgia; Milan, Italia; Praha, Ceko; Muenchen, Jerman dan Herning, Denmark.
“Selanjutnya pada Maret, ada dua agenda pameran yang digelar di Berlin, Jerman dan Moskwa, Rusia. Harapan kami, para pelaku agen perjalan dapat diikutsertakan memasuki pasar sesuai dengan bisnis yang mereka garap, karena Kemenpar sudah menginformasikan dari jauh-jauh hari,” ungkapnya. [bisnis.com/photo traveltext]