MENTERI Pariwisata Arief Yahya menargetkan sebanyak 25% dari total sebanyak 10 juta wisatawan mancanegara pada tahun ini menikmati wisata halal.
“Sehingga kami prediksikan dari sebelumnya 20% atau 2 juta wisatawan (kunjungan wisata halal) sekarang menjadi 5 juta wisatawan. Soal kunjungan wisata halal, Indonesia saat ini masih kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia, bahkan Thailand,” ujarnya.
Dikatakan, padahal, potensi kunjungan wisata dari negara-negara cukup besar jika destinasi wisata di Indonesia bisa menggarap wisata halal. Saya mengilustrasikan, kunjungan wisatawan dari Arab Saudi yang selama ini mengutamakan destinasi wisata halal ke Indonesia pada tahun lalu mencapai 150.000 orang, padahal pada tahun yang sama kunjungan wisatawan Arab Saudi ke Malaysia mencapai 300.000 orang. Bahkan yang datang ke Thailand mencapai 600.000 wisatawan dari Arab Saudi.
“Untuk mengejar ketertinggalan itu, menurut dia, Kementerian Pariwisata akan memusatkan pengembangan industri pariwisata halal di tiga provinsi yakni di Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Barat, Aceh,” katanya.
Ditambahkannya, NTB yang sudah paling kelihatan, di mana wisata halal menyumbang kunjungan 1 juta wisatawan mancanegara dan 1 juta wisatawan nusantara. Daya tarik wisata halal bukan hanya berkaitan dengan standar layanan yang sesuai syariat Islam.
“Melainkan juga harus dibuktikan dengan mendapatkan sertifikasi halal. Kita harus sadarkan orang bahwa halal itu gaya hidup. Bisnis ini pasarnya besar kalau mau mengambil itu ya mau disertifikasi,” ungkapnya. [photo special]