PENGAMAT ekonomi Faisal Basri mengatakan pariwisata hendaknya jangan terlalu mengacu pada target kuantitas.
“Buat apa banyak tapi belanja sedikit. Terlebih saat ini ketika rupiah terdampak berbagai faktor eksternal yang membuatnya terus berfluktuasi dan diproyeksikan sesuai RAPBN 2019 berkisar Rp15.000 perdolar AS,” ujarnya.
Dikatakan, dari sini maka yang paling besar untuk bisa memajukan pariwisata adalah pariwisata mancanegara. Tapi wisatawan domestik lebih kalang kabut. Saya mencatat sektor pariwisata mengalami surplus devisa US$4 miliar sementara sektor lain justru defisit.
“Potensi inilah yang menurut dia harus dioptimalkan melalui strategi yang berkelanjutan. Sektor pariwisata sangat dibutuhkan kontribusinya terhadap PDB sehingga pemerintah akan mendukung penuh kebutuhan industri dengan kecenderungan merespon positif khususnya dari perspektif regulasi,” kata Faisal Basri.
Ditambahkannya, tahun pemilu tidak ada alasan pariwisata turun, saya tetap optimistik. Dari beberapa pengalaman tidak berpengaruh. Sektor pariwisata memang saat ini sebagai sektor yang prospektif dan Indonesia menjadi salah satu negara yang optimistis dalam mengembangkan pariwisata. [traveltext.id]