ADALAH Dafam Hotel Management adalah sebuah perusahaan manajemen perhotelan Indonesia anak perusahaan dari PT Dafam Property Indonesia Tbk yang didirikan pada 2010 oleh pengusaha muda Billy Dahlan, dan dibantu oleh ahli perhotelan Andhy Irawan.
Menurut Billy Dahlan mengatakan dari sana terciptalah bisnis yang terinspirasi oleh budaya perhotelan di Indonesia. Hotel yang diawali dari Kota Semarang ini berkembang dengan sangat baik. Kemudian mulai menyebar ke beberapa Kota di Indonesia. Sampai saat ini hotel di bawah naungan DHM mencapai 24 Hotel yang tersebar di 16 Kota di Indonesia.
“Dafam Hotel Management (DHM) menargetkan akan membangun 100 hotel hingga tahun 2020 yang sengaja membidik kota-kota kedua (secondary city) sebagai sasaran pasar untuk hotel yang sudah berdiri 8 tahun ini,” ujar Billy Dhalan
Dikatakan, saat ini sudah ada 24 hotel yang beroperasi, mulai dari kota besar seperti Bandung hingga Kabupaten Kebumen. Dari total tersebut, rata-rata okupansi setiap hari bisa mencapai 77%.
“Sedangkan kota kedua yang rencananya akan dibangun banyak hotel cabang Dafam adalah Yogyakarta. Sejauh ini, hotel Dafam yang terdapat di kota tersebut ada tiga. Kami berencana akan menambah lagi mengingat tingkat kunjungan wisatawan ke kota tersebut terus meningkat. Saat ini masih proses pembangunan, dan yang sedang proses ‘final meeting’ masih banyak,” katanya.
PT DHM saat ini juga memiliki 4 properti di wilayah Bali dan Lombok, yakni Hotel Dafam Savvoya Seminyak Bali, Villa Savvoya Seminyak Bali, The Beverly Hills Bali, dan Mola-mola Resort Gili Air, Lombok, NTB.
Untuk hotel-hotel yang berada di kabupaten, lanjut Billy Dahlan pihak kami lebih banyak menyasar untuk kebutuhan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) atau pertemuan, insentif, konvensi dan pameran.
“Kami berharap, dengan terus ditambahnya hotel Dafam di beberapa kota dan daerah tersebut dapat memperluas ekspansi hotel hingga seluruh Indonesia. DHM saat ini memiliki 4 brand mulai dari kelas budget hingga bintang 4. Sebut saja, Dafam Expres untuk budget hotel, Moetel by Dafam, Hotel Dafam untuk para pebisnis, dan Luxury Hotel Gran Dafam,” ungkap Billy.
Sementara untuk PT Dafam Property Indonesia Tbk telah menetapkan target kinerja akan dicapai usai menggelar penawaran perdana saham kepada publik alias initial public offering (IPO) pada tahun ini.
Perusahaan membidik pendapatan 2018 sebesar Rp170 miliar, dan laba bersih 2018 sebesar Rp8,6 miliar. Perusahaan perhotelan dan properti ini akan banyak mengembangkan perhotelan dan properti di kawasan Jawa Tengah. Perusahaan ingin memperkuat basis di Jawa Tengah. “Strategi kami ingin mengembangkan hotel bintang tiga. Jadi bukan hanya menawarkan room saja, namun juga fasilitas yang bisa dinikmati,” katanya.
Terkait dengan market, ke depan, dia masih mengandalkan pasar korporat atau bisnis. Biasanya pasar ini bisa berkontribusi pada hari kerja atau week days. “Selain itu, Dafam juga mengincar pasar pariwisata. Market-nya 80% untuk korporat dan 20% untuk pariwisata,” papar Billy.
Menurutnya, bisnis hotel memerlukan banyak stakeholder. Untuk itu, dia akan mengembangkan setiap kota yang memiliki proyeksi positif. Saya ingin terus mengembangkan bisnis properti ke depan, salah satunya dengan melakukan joint venture (JV). Struktur kerja akan menjadi lebih efisien.
Lewat PT Dafam Property Tbk, melalui entitas anak usahanya, yaitu PT Dafam Maju Bersama (DMB), akan mengembangkan empat bisnis hunian di wilayah Madiun dan Magetan. rencana tersebut berkenaan dengan penandatanganan kerja sama operasi (KSO) antara DMB dan PT Tiga Putra Rahma Perkasa (TPRP) belum lama ini.
“Berdasarkan KSO, DMB dan TPRP bersepakat untuk melaksanakan, menyelesaikan pembangunan, pengembangan, serta pemasaran atau penjualan hunian dan komersial di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur,” ungkap Billy. [traveltext.id]