GUBERNUR Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, Pemerintah dan Bank Indonesia menyepakati enam langkah strategis untuk mendorong penerimaan devisa pariwisata 2019. Demikian kesimpulan yang mengemuka dalam Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) yang mengangkat tema “Strategi Akselerasi Pencapaian Target Devisa Pariwisata” di Jakarta.
“Rakor kali ini juga membahas bagaimana langkah bersama yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pariwisata dimana tahun ini adalah target 20 juta kunjungan wisman dengan target US$17, 6 miliar dan sudah dibahas pula sejumlah strategi dalam koridor 3 A (Akses, Atraksi dan Amenitas) dan 2 P (Promosi dan Pelaku Usaha),” ujarnya.
Dikatakan, diawali dengan pembahasan monitoring dan evaluasi kinerja pariwisata dari berbagai inisiatif dan kebijakan yang telah dan sedang ditempuh Pemerintah, serta langkah-langkah yang akan ditempuh untuk penguatan kinerja sektor pariwisata ke depan.
“Keenam langkah strategi kebijakan prioritas bersama untuk mencapai target devisa pariwisata 2019, sebagai berikut: (1). Mempercepat penyelesaian beberapa proyek infrastruktur, seperti New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Yogyakarta dan akses pendukungnya, runway 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, rapidexit taxiwayBandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, dan pengembangan jalan di sekitar destinasi wisata. Percepatan penyelesaian proyek infrastruktur tersebut untuk meningkatkan aksesibilitas dan mendukung peningkatan jumlah kunjungan wisman,” kata Perry.
Ditambahkannya, kedua adalah mendorong pengembangan atraksi wisata, antara lain melalui: Pengembangan pariwisata di daerah perbatasan (cross-border tourism) melalui penyelenggaraan sejumlah kegiatan wisata secara periodik. Pengembangan atraksi wisata ke arah quality tourism dengan menetapkan kapasitas daya dukung (carrying capacity) di daerah destinasi wisata.
“Sedangkan ke-3 adalah meningkatkan kualitas amenitas di daerah destinasi wisata melalui upaya: Percepatan pembebasan lahan untuk pengembangan amenitas di Danau Toba dan Borobudur. Penyelenggaraan Program Indonesia Bersih untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di berbagai daerah destinasi wisata. Memastikan ketersediaan uang Rupiah layak edar, termasuk ketersediaan fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM), kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA), operasional kanal pembayaran, serta pengembangan elektronifikasi transaksi pelaku pariwisata di destinasi wisata,” ungkapnya.
Ditambahkannya, untuk langkah yang ke-4 adalah memperkuat promosi pariwisata nasional untuk meningkatkan lama tinggal (length of stay) wisatawan mancanegara, antara lain melalui: promosi digital (marketplace),pengembangan paket wisata, perluasan paket promo wisata (hot deals) di destinasi wisata, serta promosi di beberapa lokasi yang menjadi regional tourism hub.
Begitu pula langkah ke-5 lanjutnya adalah mendorong investasi dan pembiayaan dalam pengembangan destinasi wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta perbaikan dukungan data dan informasi dan informasi pariwisata untuk identifikasi pola pengeluaran wisatawan mancanegara.
“Langkah yang terakhir (ke-6) adalah menyusun standar prosedur Manajemen Krisis Kepariwisataan dan membentuk forum Manajemen Krisis Kepariwisataan Daerah (MKK Daerah),” tutupnya. [traveltext.id]