PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi modal penting dan utama bagi Indonesia untuk memasuki era ekonomi digital. Oleh karena itu, Pemerintah mendorong berbagai pihak untuk terlibat mencetak lebih banyak SDM andal agar daya saing ditingkat global meningkat.
Presiden Joko Widodo saat membacakan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT Ke-47 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI di Jakarta.
“Saat negara-negara lain ekonominya melambat, ekonomi Indonesia harus mampu tumbuh. Situasi krisis harus kita balik sebagai peluang, kita harus jeli. Kita manfaatkan kesulitan sebagai kekuatan untuk bangkit, untuk tumbuh, untuk Indonesia maju,” ujar Presiden Jokowi.
Kepala Negara juga menjelaskan, salah satu kunci kesuksekan itu dapat diraih dengan terus meningkatkan daya saing nasional dan dengan bertumpu pada kualitas SDM.
“SDM yang berkualitas merupakan modal penting memasuki era ekonomi berbasis digital. Berbagai program pembangunan SDM harus disiapkan, untuk memastikan bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan. Kita bangun generasi bertalenta yang berkarakter dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” kata Presiden Jokowi.
Dikatakan, Indonesia memiliki modal awal untuk bersaing di tingkat global karena jumlah penduduknya nomor empat terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia berusia muda dengan kelas menengah tumbuh dengan pesat.
“Saya yakin dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM, Indonesia dapat segera mewujudkan visinya menjadi negara maju. Dengan tekad tersebut, tema kebijakan fiskal tahun 2020 adalah APBN untuk akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM,” ungkapnya.
Sebelumnya, Pemerintah telah berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan SDM di berbagai daerah, sesuai tema perayaan 74 tahun Republik Indonesia, yaitu menciptakan “SDM Unggul Indonesia Maju”.
“Fokus RAPBN 2020 akan diarahkan pada lima hal utama, yaitu pertama, penguatan kualitas SDM untuk mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil, dan sejahtera. Kedua, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi. Ketiga, penguatan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi dan antisipasi aging population,” jelas Presiden Jokowi.
Ditambahkannya, keempat, penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk mendorong kemandirian daerah. Kelima, antisipasi ketidakpastian global. Dalam RAPBN tahun 2020, belanja negara direncanakan akan mencapai Rp2.528,8 triliun, atau sekitar 14,5% dari PDB. Belanja negara tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kualitas SDM dan melanjutkan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi.
Selain meningkatkan pembangunan SDM, Pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Untuk infrastruktur di luar kawasan 3T, Pemerintah menekankan perbaikan manajemen, tata kelola, dan kerangka regulasi, agar makin mendukung transformasi ekonomi.
Infrastruktur terus dibangun ke seluruh pelosok dan difokuskan pada konektivitas di sepanjang rantai pasok, menghubungkan pasar dengan sentra-sentra produksi rakyat, mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, dan industri, termasuk UMKM.
Dukungan pembangunan infrastruktur juga dilakukan melalui skema pembiayaan kreatif, seperti Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Partisipasi swasta dalam penyediaan infrastruktur publik melalui skema pembiayaan kreatif semacam ini, dilakukan dengan memperhatikan value for money.
Di sektor pariwisata, pada 2020 Pemerintah memprioritaskan pembangunan empat destinasi wisata secara lintas sektor dan terintegrasi. Destinasi pariwisata tersebut meliputi Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.
“Target di 2020 basic infrastructure atau sarana dan prasarana menunjang Kawasan Pariwisata sekitarnya terealiasi,” kata Presiden Jokowi. [traveltext.id]