DALAM upaya untuk memantik bangkitnya kreativitas pelaku ekonomi kreatif di tengah pandemi, Pemerintah Provinsi Bali menghadirkan kembali Pesta Kesenian Bali ke-43 tahun 2021. Acara ini diselenggarakan secara hybrid, di Taman Budaya Art Centre, Denpasar, Bali, mulai 12 Juni-10 Juli 2021.
Pesta Kesenian Bali (PKB) merupakan festival kesenian tahunan untuk memberikan ruang aktualisasi serta wahana bagi seni-seni klasik maupun tradisional Bali. Selain itu, PKB XLIII 2011 termasuk ke dalam salah satu program Kharisma Event Nusantara (KEN) 2021 yang diluncurkan Kemenparekraf/Baparekraf pada April 2021.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, saat memberikan sambutan, di acara pembukaan PKB XLIII 2021, di Bali, Sabtu (12/6), menuturkan Pesta Kesenian Bali merupakan events seni dan budaya yang bernilai sejarah. Karena sudah 43 tahun menjadi bagian dari nostalgia serta menjadi memori bukan hanya bagi orang Bali, tapi juga secara nasional dan bahkan dunia internasional.
“Pesta Kesenian Bali secara filosofis juga menjadi media dan sarana membangkitkan semangat kita, memotivasi masyrakat untuk menggali, menemukan, dan menampilkan seni budaya serta meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakat, membuka peluang usaha, dan lapangan pekerjaan,” ujar Menparekraf.
Dijelaskannya, saya berharap acara ini menjadi ladang apresiasi seni, membangun ekosistem kemajuan dalam bingkai seni budaya di Bali, serta memberi semangat dan membangkitkan kembali kreativitas di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi di Indonesia.
Bali sebagai episentrum pariwisata Indonesia, tidak hanya menarik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara dengan keindahan alamnya saja, tetapi keunikan seni dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Bali. Sehingga, Pesta Kesenian Bali (PKB) ini memegang peranan penting dalam menjadi pemantik pemulihan pariwisata Bali.
Sementara, Gubernur Provinsi Bali I Wayan Koster, mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 tidak menyulutkan semangat dan kegairahan kita bersama dalam menyelenggarakan Pesta Kesenian Bali tahun ini. Justru membuat masyarakat seni di Bali mampu beradaptsi secara kreatif dan inovatif, termasuk membangun kebiasaan baru dalam mengelola event seni secara hybrid, dengan menerapkan protokol COVID-19 secara ketat.
“Ini adalah jati diri otentik masyarakat Bali, bahwa dalam kondisi apapun tetap mampu berkreasi dengan kualitas seni yang semakin meningkat dan membanggakan. Kekayaan warisan budaya Bali, dengan adat istiadat, kesenian, dan kearifan lokal yang suci agung dan adiluhur jangan sampai mengalami kerusakan dan kepunahan,” kata I Wayan Koster.
Selama sebulan penuh, PKB menghadirkan sejumlah agenda dan aktivitas seperti rekasadana (pegelaran, utsawa (parade), wimbakara (lomba), kandarupa (pameran, kriyaloka (lokakarya), widyatula (sarasehan), dan adi sewaka nugraha (penghargaan pengabdi seni).
PKB kali ini juga disertai dengan Pameran IKM (Industri Kecil dan Menengah) Bali Bangkit yang dikoordinir Dekranasda Provinsi Bali. Pameran IKM menampilkan capaian karya seni kerajinan terbaik, sebagai perwujudan pesta budaya yang dapat menyejahterakan krama Bali.
Seluruh kegiatan PKB kali ini digelar dalam ruangan tertutup (indoor). Ada beberapa venue di kawasan Art Centre Denpasar yang digunakan sebagai lokasi pagelaran PKB XLIII secara indoor yakni Ksirarnawa, Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, dan Wantilan Art Center. [traveltext.id]