WISATA instagramable sudah menjadi gaya hidup masyarakat dunia sehingga lokasi wisata yang eksotis dan unit diburu wisatawan. Indonesia yang memiliki alam nan indah serta beragam budaya dan tersebar luas dari ujung timur hingga barat, punya potensi tersebut.
Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah membuat satu konsep bagaimana mengantisipasi perubahan gaya hidup tersebut dengan memaksimalkan peran generasi muda dan media sosial untuk menciptakan destinasi wisata digital.
“Destinasi digital ini, destinasi yang dikreasi anak-anak millenials dengan positioning esteem economy. Mereka suka tempat yang bisa berfoto ria dan layak dimedsoskan, sedangkan differentiating-nya, harus instagramable, dan branding-nya: Kids Zaman Now,” ujar Arief Yahya.
Dikatakan, konsep dari destinasi digital, adalah experience based product, yang diciptakan melihat gaya hidup masyarakat yang 70% aktif di dunia digital, dan destinasi pun didorong untuk semakin kreatif dalam memikirkan dan menciptakan objek gambar yang instagramable di destinasi wisata. Hal ini dimaksud agar wisatawan yang aktif di dunia maya dapat mem-posting foto yang menarik di media sosial sehingga mendapatkan banyak likes, coment, repost, share, dan interaksi positif.
“Dengan melibatkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI), banyak tercipta destinasi digital yang tawarkan antara lain; Pasar Kaki Langit (Yogyakarta), Pasar Karetan, Kendal (Semarang), Pasar Siti Nurbaya (Padang), Pasar Tahura (Lampung), Pasar Baba Boen Tjit (Palembang), Pasar Pancingan (Lombok), dan Pasar Mangrove, Batam (Kepulauan Riau).” Katanya.
Ditambahkannya, di pasar Tahura Lampung, misalnya, komunitas GenPI Lampung, telah menghidupkan kembali Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdurahman atau youth camp lebih menarik sesuai selera millenials dengan menciptakan tempat-tempat yang seru dan spot-spot instragrammable dengan latar keindahan kawasan Tahura. [traveltextonline.com]