KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya mempersiapkan industri pariwisata agar tetap optimistis dan bersiap menghadapi proyeksi lonjakan kinerja pada 2021.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio setelah Rapat Terbatas (melalui Video Conference) yang dipimpin Presiden Joko Widodo dengan topik Mitigasi Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari Istana Merdeka Jakarta, Kamis, (16/4) mengatakan pihak Kementerian telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat COVID-19 agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif termitigasi selama pandemi.
“Presiden mengarahkan bahwa kita akan melakukan program perlindungan sosial bagi para pelaku wisata dan Kemenparekraf merealokasi anggaran Rp500 miliar, ini potensinya akan dikembangkan terus,” ujar Wishnutama.
Ditambahkannya, pihak Kementerian Pariwisata akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan secara intensif sebagai salah satu upaya untuk dapat memberikan berbagai bantuan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Realokasi kita juga akan melakukan berbagai macam program yang sifatnya padat karya dan ini akan dilakukan pengkajian lebih lanjut dengan kementerian-kementerian terkait, termasuk stimulus ekonomi untuk industri pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif ini agar bisa bertahan melalui situasi yang saat ini terjadi,” kata Wishnutama.
Dijelaskannya, Kementerian Pariwisata juga telah melakukan berbagai program khusus selama masa darurat COVID-19. Seperti menyediakan akomodasi dan transportasi untuk tenaga kesehatan dengan SOP kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan WHO yang tetap harus dipenuhi. Hingga saat ini terdapat 1.725 tenaga kesehatan yang telah terfasilitasi. Kemudian ada gerakan masker kain yang memberdayakan para pelaku UKM dengan target mencapai 1 juta masker kain.
“Kami juga menyiapkan program lauk siap saji. Seperti lauk dendeng kering, abon, dan sebagainya. Di sisi lain program ini akan melibatkan dan membantu pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif secara langsung,” tuntasnya.
Sementara Presiden Joko Widodo sebelumnya meyakini bahwa kelesuan sektor pariwisata akibat pandemi virus corona (COVID-19) hanya akan berlangsung hingga akhir tahun. Untuk itu, sikap optimisme harus terus dibangun agar sektor pariwisata bisa memanfaatkan momentum bangkit segera setelah kelesuan berakhir.
“Saya meyakini ini hanya sampai pada akhir tahun. Tahun depan akan terjadi booming di bidang pariwisata. Semua orang ingin keluar, semua orang ingin menikmati kembali keindahan-keindahan yang ada di wilayah-wilayah yang ada pariwisatanya sehingga optimisme itu yang harus terus diangkat. Jangan sampai nanti kita terjebak pada pesimisme karena masalah COVID-19 ini sehingga booming yang akan muncul setelah COVID-19 ini selesai, itu tidak bisa kita manfaatkan secara baik,” kata Prresiden Jokowi.
Untuk itu saat ini Kementerian Pariwisata berupaya menyiapkan destinasi yang sesuai dengan kondisi new normal pasca-COVID-19 sesuai prinsip hygiene dan sanitisasi yang prima, menawarkan pengalaman lokal yang unik, hingga manajemen pengunjung yang baik sehingga tidak terjadi penumpukan (over crowded).
Di samping itu, destinasi pariwisata juga didorong untuk terus berbenah dan semakin agresif dalam menerapkan prinsip pembangunan pariwisata yang berkelanjutan (resilience, sustainable & responsible). [traveltext.id]