Traveltext.id

MILLENIUM HOTEL SIRIH JAKARTA TARGETKAN 2019 OKUPANSI NAIK 79%

TERNYATA pada tahun ini pihak Millennium Hotel Sirih Jakarta menargetkan pertumbuhan okupansi hotel meningkat sebesar 7% dari tahun 2018. Sementara dari sisi besaran pendapatan, tahun ini ditargetkan berada di angka Rp100 miliar.

Menurut Jeantyn, Director of Sales Millenium Hotel Sirih Jakarta dalam siaran persnya menjelaskan performa hotel pada semester I 2019, bisa dikatakan menurun dibandingkan dengan tahun lalu karena momen Pilpres dan kericuhan pasca Pilpres 2019. Di semester I 2019 banyak kejadian tak terduga yang memberi dampak lumayan signifikan terhadap hotel.

“Adapun target kami tak tercapai dan penurunan dibanding semester I tahun lalu mencapai 5%-10%. Saya pikir, rata-rata hotel di Jakarta mengalami kondisi serupa. Akibat kericuhan pasca pengumuman Pilpres 2019, tingkat okupansi hotel menurun sampai 20% sebab tamu mancanegara panik dan meminta pindah hotel. Sementara tamu lokal, tetap memilih bertahan di dalam hotel,” ujarnya.

Dikatakan, pada saat gelaran protes di gedung Mahkamah Konstitusi terjadi pasca kericuhan, bahkan tamu kementerian negara yang mengadakan rapat dan menginap di Millennium Hotel, terpaksa pindah.

Berbeda dengan hotel lain di luar Jakarta, pada momen puasa Ramadhan dan hari raya Lebaran, Millennium Hotel Sirih Jakarta juga tidak mengalami lonjakan kunjungan tamu. Pihak hotel baru mendapat momen high season di akhir tahun.

“Biasanya mulai bulan Juli sampai Agustus ada kenaikan jumlah tamu secara teratur. Puncaknya ada di November sampai dua minggu pertama Desember. Setelah itu tenang lagi. Pada semester I 2019, pendapatan Millennium Hotel Sirih Jakarta secara dominan disokong dari okupansi kamar sebesar 55%, lalu 40% dari sektor MICE, dan sisanya dari lain-lain seperti laundri. Tahun lalu, besaran pendapatan hotel juga masih disokong oleh okupansi kamar,” kata Jeantyn.

Ditambahkannya, namun memasuki semester II 2019, pihak Millennium Hotel Sirih Jakarta menggenjot kinerja dan okupansi kamar, salah satunya dengan keberadaan promosi tiap bulannya. Pihak manajemen menjelaskan, tiap bulan, pimpinan pihak pusat di Singapura telah mengarahkan program hotel di tiap negara termasuk di Jakarta, Indonesia.

“Pada promo yang digelar di masa puasa Ramadhan, memang belum cukup mendongkrak pendapatan dan okupansi serta kunjungan tamu. Ini disebabkan karena ketiadaan pasar. Selain itu, mendekati Lebaran, orang Jakarta lebih memilih liburan ke luar kota,” ungkapnya.

Dijelaskannya, dengan adanya promo-promo yang diselenggarakan sampai September 2019 mendatang, kami  berharap mendapat peningkatan kunjungan tamu sebesar 50%. Dengan strategi ini pula, kami berharap di semester II 2019, okupansi kamar dapat terkatrol juga.

“Sampai akhir tahun nanti, pengurus pusat kami belum memiliki rencana membangun hotel di daerah lain atau berekspansi. Jadi kami masih satu-satunya di Jakarta dan di Indonesia,” tutupnya. [photo special]