MENTERI Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan bahwa optimalisasi promosi melalui media dan media sosial menjadi kunci sukses penyelenggaraan West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019 yang akan digelar di Sumedang, Jawa Barat.
Menurut Menpar Arief Yahya mengatakan pentingnya alokasi dana yang tepat dalam penyelenggaraan event. Banyak pemimpin daerah yang keliru dalam mengalokasikan dana. Mereka menghabiskan lebih banyak dana ke event itu sendiri, padahal dalam event pariwisata yang penting adalah promosi.
“Untuk event sport tourism seperti perlombaan paralayang tingkat dunia di Sumedang, timbal balik yang didapat bersifat tidak langsung (indirect) dalam bentuk media value. Pendapatan dari sport tourism 60% berasal dari TV broadcasting, 30% dari iklan di lapangan, hanya 10% dari tiket,” ujarnya.
Dikatakan, maka untuk meramaikan event ini, saya menghimbau untuk menggencarkan promosi lewat media dan media sosial mengingat media value sport tourism yang tinggi bisa dua kali lipat dari dampak langsungnya. Selain meluncurkan perlombaan paralayang tingkat dunia, saya juga berharap Sumedang bisa menjadi kabupaten dengan destinasi tingkat dunia.
“Saya harapkan pada awal 2020 Sumedang punya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata. Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berupaya menggencarkan promosi destinasi wisata di wilayahnya salah satunya melalui ajang olahraga paralayang atau West Java Paragliding World Championship 2019 pada 22-28 Oktober 2019 di Sumedang, Jawa Barat,” kata Menpar Arief Yahya.
Ditambahkannya, hingga saat ini, sudah ada 209 peserta yang mendaftar dari tiga kategori yaitu Accuracy Class, Cross Country Class, dan Fun Fly & Culture Festival. Para atlet berasal dari 20-an negara meliputi Asia, Eropa, hingga Amerika. Sport event seperti ini akan memberikan dampak yang besar karena tidak hanya mempromosikan destinasi lokal saja, namun juga kegiatan olahraga yang bisa dilakukan di kawasan tersebut.
Lebih lanjut, Menpar Arief Yahya menjelaskan, wisata olahraga adalah cara efektif untuk mendatangkan wisatawan mancanegara dan menguntungkan secara ekonomi. Ia memaparkan, para atlet tersebut tidak datang sendiri, mereka membawa tim, keluarga, dan pendukung.
Di sisi lain sport tourism juga akan memperpanjang masa tinggal atlet karena umumnya mereka membutuhkan masa adaptasi terhadap alam di Indonesia sehingga mereka memutuskan datang lebih awal sebelum masa kompetisi dimulai.
“Ini membuat length of stay mereka menjadi panjang, jelas menguntungkan bagi daerah. Di kawasan ini juga akan dikembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Jatigede sebagai destinasi pariwisata kelas dunia,” ungkap Arief Yahya.
Kejuaraan dunia paralayang West Java Paragliding World Championship 2019 akan melombakan dua kelas, yaitu Paragliding Accuracy World Cup (Pre-PGAWC 2019) dan Paragliding Cross Country World Cup (Pre-PWC 2019). Lalu, diakhiri dengan Paragliding Festival (termasuk Fun Fly dan Festival Budaya). [traveltext.id]