Traveltext.id

Sambut Penyelenggaraan Asian Games, 75 Paket Wisata Dipasarkan

Sambut Penyelenggaraan Asian Games, 75 Paket Wisata Dipasarkan

KEMENTERIAN Pariwisata berkomitmen mendukung penyelenggaraan Asian Games 2018. Jelang event akbar tersebut, Kemenpar bersama stakeholder menjual 75 paket wisata dengan memasarkan 7 destinasi utama, yakni  DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DIY, Banyuwangi dan Bali. Selain itu, Kemenpar juga menyertakan logo Asian Games 2018 pada seluruh promosi yang dilakukan sejak 100 hari jelang perhelatan olahraga internasional itu. 

Data INASGOC Department Ticketing menunjukkan Asian Games 2018 akan diikuti oleh 45 negara, dengan jumlah 15.000 atlet dan official, juga 5000 media. Sebanyak 30.000 volunteers dan workforce, ditonton oleh 5 miliar penonton dari seluruh penjuru dunia, serta diperkirakan akan menghadirkan 150.000 wisman.  

Sementara, target wisatawan mancanegara yang akan dihadirkan berjumlah total 170.000 orang. Angka tersebut diurai dengan komposisi 10.000 atlet, 5.000 official, 5.000 media, dan 150.000 penonton.

Sedangkan pada 7 destinasi yang dipasarkan tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut : DKI Jakarta diproyeksikan akan mendatangkan 97.500 penonton, dengan jumlah 13.000 atlet, official dan media; Jawa Barat diproyeksikan akan mendatangkan 15.000 penonton, dengan jumlah 1.000 atlet, official dan media; Sumatera Selatan diproyeksikan akan mendatangkan 30.000 penonton, dengan jumlah 4.000 atlet, official dan media.

Sedangkan untuk Jawa Tengah diproyeksikan akan mendatangkan 286 penonton, dengan jumlah 76 atlet, officialdan media  DIY diproyeksikan akan mendatangkan 286 penonton, dengan jumlah 76 atlet, official dan media;  Banyuwangi diproyeksikan akan mendatangkan 57 penonton, dengan jumlah 15 atlet, official dan media; Bali diproyeksikan akan mendatangkan 6870 penonton, dengan jumlah 1832 atlet, official dan media. Jumlah total penonton dari 7 destinasi tersebut adalah 150.000 wisman (penonton), dengan serta 20.000 wisman (atlet, official dan media). 

Mengenai pendapatan devisa, diproyeksikan dengan hitungan 150.000 x US$ 1.200 = US$ 180.000.000. Sedangkan devisa official diproyeksikan dengan hitungan 20.000 x US$ 2.500* = US$ 50.000.000. Total devisa yang dihasilkan selama Asian Games 2018 berjumlah US$ 230.000.000, atau kurang lebih Rp3 triliun. 

Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan Asian Games 2018 menjadi kesempatan untuk menggenjot jumlah kunjungan wisman tahun ini. Melihat potensinya yang demikian besar, kami optimis jumlah target wisman tahun ini tercapai. 

Senada dengan Menpar, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Kepala Bappenas), Bambang Brodjonegoro menambahkan bahwa dampak ekonomi yang dirasakan pada penyelenggaraan Asian Games 2018 adalah penciptaan lapangan kerja.  

“Berkaca pada penyelenggaraan Asian Games tahun 1962, saat itu kita hanya memiliki satu TV yakni TVRI. Akhirnya muncul Hotel Indonesia, ada media center yang saat ini menjadi Plaza Indonesia,” kata Bambang. 

Pada penyelenggaraan Asian Games 2018, Bambang merinci ada 3 tahapan pembangunan yakni tahap persiapan, pelaksanaan dan pasca Asian Games. Tahap persiapan meliputi investasi di bidang infrastruktur yang dibangun untuk mendukung Asian Games 2018. Pada pelaksanaan, dapat dihitung atlet official media dan penonton baik wisman dan wisnus yang menonton, berapa spending-nya. Pengumpulan data akan dilakukan dengan metode survey. Sementara pada pasca Asian Games, citra Indonesia akan meningkat dan wisman akan banyak yg datang.

“Yang harus diperhatikan, venue yang digunakan pada penyelenggaraan Asian Games 2018 harus tetap aktif dipakai dan dirawat setelah event tersebut berakhir.

Dalam kesempatan yang sama, Wagub Jakarta Sandiaga Uno menyatakan Jakarta siap menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

“Yang paling penting bagi warga Jakarta dari Asian Games, adalah penciptaan lapangan kerja. Karena, 20.000 UKM akan dilibatkan dalam Asian Games,” ujar Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno juga mengungkan, setelah Asian Games 2018 berlangsung, venue olahraga tidak akan dibiarkan mangkrak, melainkan akan dikelola oleh swasta melalui mekanisme Public Private Partnership (PPP), misalnya dijadikan venue international events, velodrome yang untuk balap sepeda bisa dijadikan untuk arena badminton, arena olah raga dapat menjadi gedung pernikahan, dan lainnya. [traveltextonline.com]

Add comment