Traveltext.id

Kemenpar Perbaiki 3 Hal Tingkatkan Wisman di Wisata Kuliner & Belanja

Kemenpar Perbaiki 3 Hal Tingkatkan Wisman di Wisata Kuliner & Belanja

KEMENTERIAN Pariwisata (Kemenpar) menyatakan wisatawan mengeluarkan 30-40% dari total pengeluaran mereka untuk wisata kuliner dan belanja. Wisata kuliner memberikan kontribusi tertinggi bagi PDB (Produk Domestik Bruto), yaitu 42%. Kedua, fashion 18% dan ketiga 15% yang masuk dalam kategori Belanja.

Menurt Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan wisata kuliner mempunyai portofolio produk sempurna, karena Size-nya besar, Sustainability tinggi, dan Spread-nya besar. Namun untuk menarik wisman agar berwisata kuliner dan belanja di Indonesia, ada beberapa hal yang harus diperbaiki.

“Wisata kuliner dan belanja untuk wisatawan nusantara (wisnus) tidak ada isu, sedangkan bagi wisman banyak isu yang harus diperbaiki. Ada, tiga hal yang harus diperbaiki dalam kuliner yaitu National Food, Destinasi Wisata Kuliner, dan melakukan co-branding dengan restoran Indonesia di seluruh dunia,” ujar Arief Yahya.

Dikatakan, dilihat perbandingan dengan Thailand yang memiliki Tom Yum sebagai National Food, banyak destinasi wisata kuliner, serta 16.000 restoran Thai tersebar ke seluruh dunia. Kita menetapkan Soto sebagai national foodditambah 4 makanan (rendang, nasi goreng, sate, dan gado-gado) sebagai nation’s food versi Kemenpar. Untuk destinasi kuliner kita telah menetapkan Bali, Bandung dan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, dan Semarang).

“Lalu bagaimana dengan penyebaran restoran Indonesia di seluruh dunia? Kalau mengikuti cara Thailand yang memberikan soft loan sekitar Rp1,5 miliar per restoran kita tidak mempunyai anggaran. Sebagai solusinya, kita menggandeng 10 restoran Diaspora di mancanegara untuk melakukan co-branding Wonderful Indonesia. Mereka menyajikan national food seperti Soto, rendang, nasi goreng, sate, dan gado-gado,” kata Menpar.

Ditambahkannya, Indonesia hingga kini belum menjadi surga belanja bagi wisman, hal ini karena terkendala antara lain teknologi dan regulasi di antaranya penerapan tax refund. Saya mengusulkan agar memperbanyak factory outlet yang didekatkan dengan kemudahan fasilitas pelayanan tax refund claim.

“Sebagai perbandingan Singapura menerapkan kemudahan claim untuk tax refund sebesar Rp1 juta per kwitansi atau $Sing 100 per 3 kwitansi, sedangkan di Indonesia sebesar Rp5 juta/kwitansi. Sebagai informasi, rata-rata pengeluaran wisman selama berkunjung di Indonesia mempunyai pengeluaran sebesar US$1.100/orang, sedangan untuk wisnus sebesar Rp800.000/orang per kunjungan. Dari pengeluaran ini sekitar 30-40% digunakan untuk membeli makanan dan belanja oleh-oleh. Pemerintah tahun 2018 mentargetkan  17 juta kunjungan wisman dan 270 juta wisnus,” ungkapnya.

SementaraKetua Umum DPP APPBI Stefanus Ridwan mengatakan penyelenggaraan event tahunan Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival (WICSF) memasuki tahun ke-3 ini  berlangsung dalam satu bulan penuh dari tanggal 27 September hingga 27 Oktober 2018. Pembukaan WICSF 2018 berlangsung di Bali.

“WICSF 2018 masuk dalam 100 Calender of Event Kementerian Pariwisata 2018. Pusat perbelanja (mall) yang ikut berpartisipasi pada event WICSF terus meningkat. Tahun 2016 sebanyak 85 mall, tahun berikutnya (2017) 104 mall, tahun ini sebanyak 150 mall dengan nilai traksaksi yang dihasilkan diproyeksikan sebesar Rp250 triliun. Total Transaksi WICSF tahun 2016 meningkat 40%, tahun 2017 meningkat 60%, dan target 2018 meningkat 80%,” kata Stefanus Ridwan. [traveltext.id]

Add comment