Traveltext.id

GARA-GARA TIKET PESAWAT MAHAL, OKUPANSI HOTEL TURUN LEBARAN INI

TERNYATA harga tiket pesawat yang makin mahal diprediksi ikut berimbas pada bisnis perhotelan di momen Lebaran tahun ini, bahkan tingkat keterisian hotel diprediksi turun cukup dalam.

Menurut Maulana Yusran selaku Wakil Ketua Umum PHRI mengatakan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia memproyeksikan okupansi hotel pada Lebaran tahun ini bisa turun antara 20% sampai 30%. Adapun efek kenaikan harga tiket pesawat serta kurangnya kemampuan maskapai penerbangan nasional berkompetisi dengan pemain dari negara lain, secara tidak langsung berimbas pada tingkat okupansi hotel.

“Dengan kenaikan tarif pesawat terbang, masyarakat yang mudik dan tidak berdomisili di Jakarta kemungkinan besar lebih memilih moda transportasi darat yang dapat memakan waktu perjalanan hingga berhari-ini. Hal ini dapat mengurangi long of stay masyarakat di hotel untuk wisata. Jika biasanya bisa seminggu, rata-rata bisa saja 1-2 hari,” ujarnya.

Dikatakan, sejak 2014 hingga 2018, pihak PHRI mencatat terjadi kenaikan okupansi hotel sebesar 5%-10%. Kenaikan yang disebutnya tidak terlalu signifikan ini didorong oleh pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.

“Jika tahun ini terdapat pengurangan jadwal penerbangan, sementara tahun sebelumnya maskapai penerbangan selalu menyediakan tambahan penerbangan ekstra,” kata Maulana Yusran.

Ditambahkannya, saya berpendapat, jika pemerintah lebih bijak menentukan tarif pesawat, jumlah orang yang berwisata dan tingkat okupansi bisa bertambah banyak saat Lebaran. Maka dari itu, tahun ini sangat disayangkan. [kontan.co.id/photo special]