Traveltext.id

PERKUAT KOLABORASI DENGAN K/L TINGKATKAN JUMLAH WIRAUSAHA LOKAL

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkuat kolaborasi dengan sejumlah kementerian/lembaga (K/L) sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang pengembangan kewirausahaan nasional dalam upaya meningkatkan rasio kewirausahaan hingga 4% di tahun 2024.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan kolaborasi tersebut dilakukan melalui rapat koordinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Menteri BUMN Erick Thohir; Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki; serta perwakilan Kementerian Dalam Negeri, belum lama ini.

Berdasarkan Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, ditetapkan struktur organisasi yang menempatkan Menteri Koperasi & UKM sebagai Ketua Pelaksana; Menteri BUMN sebagai Wakil Ketua I, Menteri Pariwisata sebagai Wakil Ketua II, dan Menteri Dalam Negeri sebagai Wakil Ketua III.

Sandiaga Uno usai rapat koordinasi yang berlangsung di Gedung Sarinah Jakarta, mengatakan, rasio kewirausahaan nasional yang ditargetkan mencapai 4% ini merupakan upaya dan langkah dari Presiden Joko Widodo untuk membawa Indonesia masuk ke tatanan negara maju.

“Kita ingin menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 untuk penciptaan 1,4 juta wirausaha baru dalam upaya mencapai 3,95% rasio kewirausahaan sebelum tahun 2024,” kata Sandiaga Uno.

Pengembangan Kewirausahaan Nasional merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024. Berdasarkan Perpres Nomor 2 Tahun 2022, pengembangan kewirausahaan nasional dilakukan diantaranya dengan memberikan kemudahan-kemudahan juga insentif kepada wirausaha.

Kemudahan tersebut yakni pendaftaran perizinan berusaha dalam sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; fasilitasi standardisasi dan sertifikasi dalam negeri dan untuk ekspor; akses pembiayaan dan penjaminan; pengutamaan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah; dan pengutamaan dalam akses pasar digital Badan Usaha Milik Negara.

Selain itu juga akses penyediaan bahan baku dan/atau bahan penolong; mengakses fasilitas umum meliputi lahan area komersial, pada tempat perbelanjaan, dan/atau tempat promosi yang strategis pada infrastruktur publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan riset dan pengembangan usaha; mendapatkan akses peningkatan kapasitas usaha melalui pendampingan, pendidikan dan pelatihan, dan bimbingan teknis; dan/atau bentuk kemudahan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

“Pembagiannya Menteri BUMN kurang lebih (penciptaan) 120 ribu (wirausaha), saya dapat 630 ribu, Pak Dirjen (Kementerian Dalam Negeri) sisanya. Dan Menteri Koperasi & UKM nanti yang akan melakukan sinkronisasi karena ini melibatkan total 27 kementerian/lembaga. Satu orkestrasi yang sangat kolosal,” kata Sandiaga. 

Dijelaskannya, yang perlu dilihat adalah output dan outcome. Bukan dari segi jumlah kegiatan, tapi berapa jumlah wirausaha yang lahir dan skala usahanya seperti apa. Apakah dia sudah bisa mengakses pasar, mendapatkan pembiayaan, dan menciptakan peluang ekspor. Ini yang menurut saya akan terus kita kawal betul dan saya optimistis bisa tercapai.

Sementara Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki lebih lanjut menjelaskan, pengembangan kewirausahaan nasional ini dilakukan dengan menyasar tiga kelompok. Pertama adalah kelompok wirausaha mikro-kecil, kecil-menengah, dan informal-formal.

“Dari informal ke formal itu (di bawah koordinasi) Kemendagri, dari mikro ke kecil ada di Kemenparekraf, dan kecil ke menengah ada di Pak Erick (Kementerian BUMN),” kata ujar MenKopUKM Teten Masduki.

Saat ini, kata Teten, rasio kewirausahaan nasional baru mencapai 3,4 persen. Masih tertinggal dengan beberapa negara lain di kawasan ASEAN.  Ini bagian dari upaya program Presiden Jokowi untuk menyiapkan Indonesia sebagai negara maju. Selain infrastruktur fisik dan sumber daya manusia, jumlah kewirausahaan minimum 4%.

“Program ini selain menambah jumlah wirausaha tapi juga memperkokoh struktur ekonomi kita. Karena saat ini struktur ekonomi kita terlalu lebar di mikro lalu kosong di (level) kecil-menengah. Ini yang kita akan perkuat supaya ketahanan ekonomi kita untuk menjadi negara maju itu semakin kuat,” kata Teten.

Hal senada dikatakan Menteri BUMN Erick Thohir. Pengembangan kewirausahaan nasional ini diharapkan dapat meningkatkan standardisasi dari wirausaha yang akan dibangun.

“Kementerian BUMN tetap fokus kepada (langkah-langkah) seperti yang sudah terus kami lakukan di bidang pembiayaan dan pendampingan. Dengan program beliau-beliau menteri yang hadir, saya rasa dampaknya akan lebih terasa daripada kita kerja sendiri-sendiri,” tuntas Erick Thohir. [traveltext.id]