Traveltext.id

SUNRISE GALLERY, LSCAA & DPK GELAR CHARITY ART EXHIBITION

SUNRISE gallery, London School Center for Autism Awareness (LSCAA) bekerjasama dengan Sekolah Daya Pelita Kasih mengadakan sebuah acara a group charity art exhibition dengan tema Heart for Austism di Sunrise Gallery, Fairmont Hotel, Level 2. Pameran ini berlangsung untuk umum mulai dari 2 Agustus hingga 28 Agustus 2019.

Menurut Jessica Senjaya selaku Director of Sunrise Art Gallery dalam pembukaan pameran (1/8) mengatakan berkolaborasi dengan Daya Pelita Kasih Foundation untuk memamerkan karya lukis bernilai seni dan hasil penjualan lukisan dalam kegiatan ini akan diberikan kepada pelukis dan didonasikan kepada Rumah Autism yang menangani anak-anak autis dan anak-anak berkebutuhan khusus dari keluarga prasejahtera.

“A group Charity Art Exhibition “Heart for Autism” dikemas sebagai ajang pameran 33 lukisan hasil goresan tangan anak berkebutuhan khusus dari Daya Pelita Kasih Foundation. Karya seni yang terlukis di atas kanvas memiliki nilai artistiK bentuk ekspresi isi hati, sebagai cara mereka berkomunikasi,” ujarnya.

Dikatakan, goresan komposisi warna menyatu dalam lukisan, memberi warna yang menyatu dalam lukisan, memberi makna dari sebuah nilai seni milik tangan-tangan kreatif dari pelukis; Alfonsus Dalay, Aurelie Sari Putri Wirananda, Banu Gunottama, Basmarrahman Daulat, Bima Ariasena Adisoma, Daya Olivia Korompis, Diego Lusiter Berel, Fero Adhi Mada Sardjono, Indhy Mutiarahma, Jane Gabriela, Kiemas Rizki, Aguswira Ilyas Nurhadi, Mahadana Trayusa, Seto Swastiko, Vera van Till dan Wilson Luhur memamerkan hasil karya mereka dalam acara ini.

Sementara menurut Prita Kemal Gani, Founder & Director of LSPR mengatakan gelaran kegiatan ini adalah rangkaian aktualisasi dari kick off project on autism awareness yang diprakasai oleh LSPR, Rumah Sakit Otak Nasional dan CT Arsa Foundation, untuk mengembangkan bakat anak-anak penyandang autism.

“Para pihak sepakat bersama-sama meningkatkan kepedulian sosial untuk penyelanggaraan pendidikan pelatihan, konsultasi, terapi serta pengembangan bakat bagi para penyandang autism terutama dari keluarga prasejahtera. Anak-anak berkebutuhan khusus membutuhkan edukasi dan perhatian khusus dari orang tua, orang-orang sekitar, masyarakat dan juga pemerintah. Banyak anak penyandang autism spectrum disorder (ASD) di Indonesia yang tidak mendapatkan terapi yang dibutuhkan, karena mahalnya proses terapi dan fasilitas yang kurang memadai,” kata Prita Gani sekaligus inisiator LSCAA. [traveltext.id]